Labuan Bajo Menuju Wisata Kelas Dunia
JELAJAH NUSA – Kementerian Pariwisata (Kemnepar) terus meningkatkan Labuan Bajo sebagai salah satu satu 10 destinasi prioritas. Bukti tersahi, Kementerian di bawah komando Arief Yahya itu menggelar Penguatan Jejaring Wisata Labuan Bajo di Hotel Laprima Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur, 23-26 November 2017 lalu.
“Kegiatan digelar sebagai wujud sinkronisasi semua pelaku pariwisata guna mempromosikan Labuan Bajo dan memperkuat jaringan para industri terkait di 10 destinasi prioritas, khususnya Labuan Bajo ini,” kata Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuti.
Eshty–didampingi Kepala Bidang Penguatan Jejaring Kemenpar Hidayat mengemukakan goal-nya Penguatan Jejaring Wisata Labuan Bajo adalah bagaimana mempersiapkan Labuan Bajo sebagai destinasi kelas dunia di pariwisata Indonesia.
Jejaring wisata ini, imbuh Esthy, untuk mempersiapkan Labuan Bajo sebagai kota pariwisata dunia, dimana saat ini berbagai kesiapan pembangunan terus dilakukan di Labuan Bajo seperti infrastruktur dasar antara lain jalan raya, air bersih, listrik, bandar udara dan pelabuhan.
“Kita gunakan rumus ABCGM. Yakni Akademika, Business, Community, Government dan Media. Lima unsur itu harus kompak, saling support, membangun iklim pariwisata yang kondusif dan profesional,agar lebih optimal menuju kota pariwisata dunia,” katanya.
Hidayat menambahkan acara yang dibuka Kepala Dinas Pariwisata Manggarai Barat, Theodorus Suardi ini dihadiri lebih dari 100 peserta dari berbagai unsur pentahelix seperti HPI Manggarai Barat, PHRI Manggarai Barat, ASITA Manggarai Barat, Travel agent, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Manggarai Barat, Tokoh masyarakat dan perwakilan Generasi Pesona Indonesia (Genpi).
Sedangkan pembicara-pembicara yang kompeten dihadirkan seperti dari ASITA akan diwakili Evodius Gonsomer, kemudian PHRI akan diwakili Silvester Wangger dan PIC Destinasi Labuan Bajo diwakili Shana Fatina.
Dalam paparannya, Shana Fatina sendiri menyampaikan materi tentang update progress program prioritas destinasi pariwisata Labuan Bajo.
Sementara itu, Ketua Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Labuan Bajo, Evodius Gonsamer, mengatakan perlunya peningkatan infrastruktur digital, khususnya layanan internet, di Labuan Bajo kini merupakan sebuah kebutuhan yang mendesak.
“Saat ini sudah ada, tapi belum maksimal,” ungkapnya.
Dari sisi pengembangan amenitas di wilayah Labuan Bajo, Silvester Wangger menggambarkan bahwa saat ini sudah ada pesaing hotel dan restaurant.
“Ada sekitar 125 kapal yang beroperasi di Labuan Bajo, yang dilengkapi dengan fasilitas kamar dan restaurant,”bebernya.
Dengan 125 kapal akan terdapat sekitar 500 kamar yang bisa digunakan untuk menginap.
“Jadi bila saat ini ada sekitar 95.410 wisatawan berkunjung, maka 30% akan tinggal di laut, tinggal diatas kapal dengan rata rata tinggal 3-4 hari. Kemudian wisatawan akan kembali ke Bali atau ke negaranya masing-masing,” ujar Silvester.
Bagi Menpar Arief Yahya, Labuan Bajo, Flores, NTT telah menjadi salah satu destinasi wisata yang diminati dunia. Berbagai objek wisata yang menakjubkan ada di Labuan Bajo.
Selain Komodo, kota di ujung barat Pulau Flores itu juga menyimpan sejumlah spot wisata lainnya yang tak kalah indahnya.
Sebut saja, Pulau Rinca, Pulau Padar, Pink Beach, Pulau Kelor, Pulau Kambing, Pulau Bidadari, dan Pulau Kanawa.
Deretan objek wisata menakjubkan ini telah menjadikan Labuan Bajo sebagai 10 destinasi prioritas yang telah ditetapkan Kemenpar selain Danau Toba, Morotai, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu dan Kota Tua, Tanjung Kelayang, Borobudur, Bromo Tengger Semeru,Mandalika dan Wakatobi
“Memang yang sangat diperlukan salah satunya adalah pembangunan infrastruktur digital yang menjadi salah satu kunci masa depan pariwisata di Labuan Bajo,” kata Menpar Arief Yahya.
Hanya dengan program Go Digital inilah Labuan Bajo bisa semakin cepat dan massif menembus pasar dunia.
“Kalau ini sukses diterapkan di Labuan Bajo, infrastruktur digital juga tersedia, akan semakin membuat percaya diri untuk menembus target market 20 juta wisman di tahun 2019,” pungkas Menpar Arief Yahya yang sudah malang melintang di dunia IT selama 35 tahun.
(adh)