Pariwisata Tak Selalu Harus Mengandalkan Alam
JELAJAH NUSA – Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengemukakan tidak ada istilah sunset (meredup) dalam dunia pariwisata. Terutama terhadap kunjungan wisatawan di Kota Bandung dan Jawa Barat secara umum. Karena beriwisata tak selamanya mengandalkan alam tetapi bagaimana membuat sebuah inovasi yang bisa membuat orang tertarik untuk berkunjung.
“Sebelum jadi wali kota, saya sering traveling ke luar negeri. Satu dengan teman kantor, kedua dengan partner bisnis, ketiga dengan keluarga, keempat hanya berdua (dengan istri) untuk memelihara perkawinan, dan kelima sendirian. Jadi saya tahu bagaimana pariwisata di luar negeri,” demikian disampaikan Emil-begitu sapaan akrabnya saat memberikan sambutan di acara Anugerah Pesona Pariwisata Kota Bandung di El Royal Hotel, Selasa (21/11/2017) malam.
Emil sangat optimis Bandung tetap memiliki daya tarik tersendiri. Oleh sebab itu ia terus berusaha menata kota ini sehingga bisa menjadi salah satu tujuan favorit destinasi di Indonesia.
“Saya orangnya optimistis. Jadi, saya pun selalu optimistis dalam hal apapun. Kota Bandung dikunjungi wisatawan 6 juta per tahun, setiap tahun rata-rata naik 900 ribu,” kata Emil sekaligus menepis anggapan tren kunjungan wisatawan di Bandung menurun.
Sebagai orang yang sudah sering mengamati dunia wisata di berbagai tempat, Emil mengatakan bahwa “Ždirinya tahu benar bagaimana menumbuhkan angka kunjungan di Kota Bandung.
“Ž”Satu contoh saya buktikan bahwa teori (menumbuhkan pariwisata) tidak harus ada kekayaan alam, saya bikin Teras Cihampelas. Ini hanya ada di Bandung, tidak ada di kota lain. Kementerian Pariwisata menjadikan Teras Cihampelas sebagai finaslisi dari sepuluh destinasi wisata terpopuler di Indonesia,” ujarnya.
Menurutnya, tingkat kunjungan wisatawan ke Kota Bandung tak pernah sepi terlebih dia tidak melihat apakah pengunjung yang datang ke Kota Bandung itu wisatawan lokal atau wisatawan mancanegara.
Ditempat yang sama, Ketua Persatuan Hotel dan Restaurant Indonesia (PHRI) Jabar, Herman Mochtar, menyebut kunjungan wisatawan ke Kota Bandung turun tahun ini.
Salah satu indikasi yang disebut Herman adalah berkurangnya penerbangan dari Malaysia dan Singapura Ke Kota Bandung.
“Semula dari Malaysia penerbangan dua kali sehari, sekarang cuma satu setengah, penerbangan dari Singapura lima kali”Ž sekarang hanya dua kali,” kata Herman Mochtar.
Secara umum, Herman Mochtar yang menjadi juri di acara penghargaan pariwisata ini, juga memberikan lagi gambaran yang lain yang mengindikasikan turunnya kunjungan wisatawan ke Kota Bandung.
(adh)