Pulau Banda Tawarkan 30 Spot Bahari
Beberapa penyelam sedang snorkeling di Pulau Banda (Foto: ilmitour.com)
JELAJAH NUSA – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Republik Indonesia gelar seminar di atas KM Pangrango dalam rangka memperingati 350 tahun Perjanjian Breda. Kegiatan ini berlangsung dari 11 Oktober lalu hingga 11 November besok. Seminar dilanjutkan ke Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Hatta-Sjahrir Banda Neira.
“Festival Banda 2017 bakal terasa spesial. Pasalnya, pemerintah Indonesia mengajak Konsulat Jenderal (Konjen) berlayar dan mengikuti seminar,” kata Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata Esthy Reko Astuti dalam keterangan persnya dilansir dari web resmi Kemenpar, Jumat (11/11).
Konjen yang ikut dalam kegiatan tersebut, antara lain dari KBRI London, KBRI Den Haag dan KJRI New York, juga para Diplomat dan Perwakilan Negara Sahabat di Jakarta.“Misi seminar ini mempopulerkan Pulau Banda kepada Konsuler dan Diplomat,” papar Esthy.Menurut dia, menjadi kehormatan bagi para duta besar karena terlibat dalam pelayaran perdana KM Pangrango.“Pelayaran inagurasi ini mengarungi rute dari Ambon ke Banda Neira untuk menandai pembukaan Festival Banda 2017 mulai 11 Oktober sampai 11 November 2017,” sebutnya.
Selain itu, Festival ini dinilai bisa mendongkrak pamor Pulau Banda sebagai sentra perdagangan rempah-rempah di dunia pada masa lalu.“Seminar ini memperkenalkan Pulau Banda sebagai destinasi wisata populer di dunia selama berabad-abad. Pulau Banda terkenal dengan dengan rempah rempah dan pesona wisata alam luar biasa,” ujar Esthy.
Sebagai destinasi bahari, dia optimis peserta seminar akan senang karena terlibat dalam kegiatan bahari dan salah satu poros maritim di Indonesia. Hal ini disebabkan, Pulau Banda memiliki 30 titik lokasi selam.
“Kapal berangkat dari Ambon, 10 November dan sampai di Banda Neira, pukul 6 pagi keesokan hari. KM Pangrango mengangkut sekitar 350 peserta seminar,” paparnya.
(OZI)
