Dosen Vokasi Harus Siap Tingkatkan SDM Perhotelan
JELAJAH NUSA – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) akhirnya mengukuhkan 38 orang praktisi industri pariwisata menjadi Konsorsium Dosen Vokasi Pariwisata. Para praktisi ini sebelumnya mendapat assessment (penilaian) oleh Kemenpar untuk disetarakan setingkat S2 atau kompetensinya berada di level 8.
Dalam sambutannya Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi dibentuknya Konsorsium Dosen Vokasi Pariwisata ini. Dirinya menyebut investasi di SDM ini paling tidak kelihatan wujudnya, tapi sangat terasa impact-nya.
“Sejak di PT Telkom saya paling komit, bahwa investasi SDM itu sangat penting untuk win the future customers. Karenanya sekolah perguruan tinggi pariwisata sudah sangat relevan,” ujarnya Arief.
Pria asal Banyuwangi ini berpesan, dosen vokasi pariwisata nantinya harus menggunakan standar global.
“Di kita saat ini, menggunakan regional standar yang sering disebut ASEAN MRA, Mutual Recognition Arrangement. Kompetensi selevel ASEAN. Kalau mau bersaing di level global, gunakan global standar juga,” kata Menpar.
Dibagian lain, Ketua Umum International Hotel General Manager Association (IHGMA) Wishnu HS Al Bataafi mengemukakan Dosen Vokasi ini merupakan perwujudan kontribusi para GM yang ada operasional dalam pengembangan dan penguatan kualitas SDM pariwisata dan perhotelan Indonesia.
“Para dosen vokasi ini nantinya akan terjun langsung ke kampus-kampus untuk menjadi pengajar. Apalagi pengetahuan dan pengalaman para GM ini membawa wawasan baru tentang update yang terjadi. Dengan demikian para mahasiswa tidak ketinggalan berita terbaru,” kata Wishnu saat dihubungan Jelajah Nusa, Rabu (27/9/2017).
Sementara itu Irmansjah (Inan) Madewa salah satu yang dikukuhkan sebagai dosen vokasi mengatakan bahwa sebagai Profesional Hotelier sejak awal berkomitmen untuk terus berkontribusi pendidikan Perhotelan Indonesia terutama dalam meningkatkan kompetensi para Hoteliere Indonesia dengan “sharing” pengalaman.
“Nah, dengan pengukuhan ini makin memperkuat upaya percepatan dalam meningkatan kualitas SDM perhotelan, maupun pariwisata secara umum. Kami akan mengkombinasikan apa yang didapat dari sertifikasi ahli perhotelan ini dengan yang diajarkan di akademisi,” tambahnya.
Lebih lanjut Inan menjelaskan, selain empat orang yang sudah mendapatkan gelar dosen vokasi ini, dikemudian hari akan ada gelombang susulan dari Jabar untuk mengikuti assessment .
“Diharapkan untuk batch 2 dan 3 bisa dilaksanakan di bulan Oktober dan November sehingga bisa mencapai 200 dosen vokasi seluruh Indonesia di akhir 2017,” tandasnya.
Inan sendiri menyampaikan bahwa pihaknya telah membentuk Asosiasi Ahli Perhotelan Indonesia, dimana dirinya sebagai koordinator, wakil Ferry Gunawan, Sekertaris Cita, dan Wakil Sekertaris Ratu Reni.
General Manager GH Universal Hotel Bandung Cita Hepiningtias menyatakan dengan didapatnya sertifikat Ahli Perhotelan di level 8 tersebut, maka dapat membantu sebagai dosen tamu dan memberikan peningkatan keterampilan khususnya di bidang perhotelan baik kepada dosen maupun kepada mahasiswa pariwisata dan perhotelan.
“Tentu harapan kami ke depan adalah bagaimana turut memberikan sumbangsih dalam menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang handal dan sesuai dengan Standard Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang sudah ditetapkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dan Kementerian Pariwisata,” ujarnya.
Dari Jawa Barat sendiri ada empat orang yang dikukuhkan sebagai dosen vokasi mereka adalah Irmansjah Madewa, Achmad Ridwan Deskana (GM Hotel Aston Braga), Cita Hepiningtias (GM GH Universal Hotel Bandung), Aty Fadjariaty (EAM Horison Ultima Bandung).
(adh)