Ini Kelebihan Dan Kekurangan Pariwisata Indonesia
JELAJAH NUSA – Mengingat Pemerintah Indonesia ditarget 20 Juta Wisatawan pada 2019 nanti maka perlu di ketahui apa apa saja kelebihan dan kekurangan pariwisata Indonesia. Program 10 New Bali dan 10 Destinations untuk mendokrak kunjungan dengan membenahi objek – objek wisata di tempat program tadi.
Berdasarkan informasi yang dikeluarkan WEF (World Economics Forum) yang dipublikasikan investordaily.com kemarin, daya saing wisata alam Indonesia kini berada di peringkat ke-14 di dunia. Di Asia Tenggara, peringkat Indonesia hanya kalah dari Thailand.
Indonesia juga punya kekuatan di pada daya saing harga atau price competitiveness (PC). Biaya hidup di Indonesia dianggap murah, di mana Indonesia berada di peringkat ke-5 dunia, hanya kalah dari Iran, Mesir, Malaysia, dan Aljazair.Kecuali itu, keterbukaan Indonesia terhadap wisatawan internasional lebih baik. Indonesia ada di peringkat ke-17, naik 38 peringkat dibanding tahun lalu.
Adapun kelemahan pariwisata Indonesia ada di pelayanan infrastruktur pariwisata. Indonesia hanya berada di peringkat ke-96. Selain itu, untuk kesehatan dan higienitas, Indonesia Cuma ada di peringkat ke-108. Begitu pula untuk teknologi informasi dan komunikasi (TIK), Indonesia hanya ada di peringkat ke-91, kalah dari Namibia, Botswana, Vietnam, serta Trinidad and Tobago.Kelemahan lain Indonesia ada di masalah kerusakan lingkungan. Banyak wisata alam di negeri ini yang rusak, padahal Indonesia belum bisa bersaing di bidang wisata buatan manusia (man-made tourism).
Menanggapi data tersebut Kemenpar dalam keterangan resminya menyatakan, pemerintah telah menempuh sejumlah strategi, di antaranya memasukkan sektor pariwisata ke dalam lima sektor unggulan, menaikkan anggaran belanja sektor pariwisata, menetapkan tiga norma acuan dasar, yaitu kepariwisataan berbasis budaya, kepariwisataan berbasis masyarakat, dan kepariwisataan berbasis lingkungan.
Di sisi lain, pemerintah memasarkan pariwisata nusantara dan mancanegara dengan tag line Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia yang menekankan strategi pemasaran DOT (destination, originasi and time). Untuk promosi, Kemenpar menerapkan strategi promosi BAS (branding advertising selling) , serta mencanangkan tiga program prioritas untuk mendongkrak peringkat TTCI WEF, yaitu digital tourism, homestay desa wisata, serta aksesibilitas udara.
(RIV)