Sunset Terindah di Kawasan Mandeh
JELAJAH NUSA – Tak salah jika kawasan wisata ini dijuluki sebagai Paradise of the south. Bukan sekadar menawarkan terumbu karang yang jauh lebih bagus dibanding Bunaken seperti ikan hias endemik yang tiada duanya di dunia, tetapi juga menyimpan harta karun berupa situs kapal tenggelam milik Belanda, MV Boelongan Nederland.
Ya, kawasan wisata Mandeh di Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan yang berbatasan langsung dengan Kota Padang, Sumatera Barat memang boleh diuji keunggulannya. Kalau Raja Ampat di Papua punya satu spot terkenal yaitu gugusan pulau karang, disini juga tak kalah menariknya.
Gugusan pulau dengan laut yang tenang mengingatkan traveler akan kecantikan Raja Ampat di Timur Indonesia. Terletak 56 kilometer dari Kota Padang, kawasan wisata ini siap menghipnosis Anda dengan kecantikannya. Terlebih saat matahari terbenam (sunset).
Lokasi terbaik untuk menikmati Mandeh ada di kawasan Puncak Panorama I dan Panorama II yang letaknya ada di ketinggian. Dari titik ini, traveler bisa melihat cantiknya gugusan kepulauan yang ada di Mandeh.
Puncak ini pun dipenuhi oleh warga lokal saat sore hari tiba. Mereka memadati tempat ini untuk melihat sunset yang konon terindah di Sumatera Barat.
Ada beberapa pulau dengan pasir putih yang cantik di sini. Pulau itu seperti Pulau Sironjong, Pulau Karam, Pulau Cubadak, Pulau Setan Kecil, Setan Besar, dan masih banyak yang lainnya.
Tak hanya oleh turis lokal, turis mancanegara pun mengakui kecantikan Mandeh. Mereka memuju betapa cantiknya Mandeh.
“Mandeh itu sangat cantik. Pulaunya banyak yang indah, juga ada air terjunnya. Saya sangat menikmati Mandeh,” kata salah seorang turis asing asal Brasil.
Akses menuju ke sini bisa melalui kapal dari pelabuhan Teluk Bayur dengan lama perjalanan 1,5 jam. Atau bisa juga melalui jalur darat selama kurang lebih 2 jam dari Padang.
Selain bisa menikmati pemandangan alam, wisatawan juga dapat menikmati keindahan bawah laut Mandeh dengan diving ataupun snorkeling. Tercatat ada 8 titik diving di sekitar Mandeh, yang paling terkenal tentu spot kapal karam Belanda di kedalaman 27 meter yang sangat menantang.
Dalam arsip Koninklijke Paketvaart Mij (KPM) dan arsip pemerintah Belanda di National Archive The Haque, disebutkan bahwa MV Boelongan Nederland yang yang karam dibuat tahun 1915 berdimensi 72,6 x 11,63 x 3,7 m, tonase 1053 gross ton dan dinakhodai oleh Kapten ML Baverling tersebut tenggelam karena dibom oleh pesawat tempur jepang pada serangan udara tahun 1942 di perairan Mandeh, Pesisir Selatan.
Bangkai kapal secara keseluruhan masih relatif utuh dengan kerusakan di beberapa bagian dan sebagian badan kapal sudah terbenam dalam substrat lumpur dan berada di kedalaman 17-29 meter.
Bangkai kapal tenggelam terbuat dari Materi besi dan bagian-bagian kapalnya seperti lambung, lubang palka, jendela-jendela, haluan, dan buritan masih terlihat jelas dan mudah diidentifikasi.
MV Boelongan Nederland sudah ditetapkan sebagai Situs Budaya Bawah Air dan kawasan Konservasi Maritim. Situs kapal tenggelam di kedalaman 17-29 meter ini, tentu saja menjadi alternatif unggulan penyelaman situs kapal tenggelam di Indonesia, yang bisa menyaingi situs kapal tenggelam USAT Liberty Wreck di Tulamben, Bali.
(adh)