Belajar Sejarah Sembari Bermain di Taman Sejarah Kota Bandung
JELAJAH NUSA – Ruang publik di Kota Bandung kian banyak. Yang teranyar antara lain taman di kompleks gedung Pemerintahan Kota Bandung, tepat di belakang Balai Kota. Namanya Taman Sejarah, taman sebagai tempat belajar sejarah tentang Bandung tempo dulu sekaligus sembari bermain.
Destinasi edukatif di Jalan Aceh ini terbilang nyaman dan banyak dikunjungi warga kota. Disebut taman sejarah lantaran taman menyajikan informasi tentang pemimpin-pemimpin Kota Bandung dari masa ke masa. Pun tersaji relief khusus yang menceritakan sejarah Bandung era Wiranatakusumah.
Secara umum, Bandung masa lalu hingga masa kini terkisahkan pada tembok yang didesain dengan grafis modern. Ada Kota Bandung era saat ini, Kota Bandung prasejarah, Tangkuban Parahu hingga masa setelah kemerdekaan.
Spot informatif juga disajikan pada media kaca dengan stiker bergambar wajah dan sejarah Wali Kota Bandung dari masa ke masa. Seperti Wali Kota Bertus Coops yang menjabat pada 1913-1928. Dinding kaca dengan gambar para tokoh tersebut, menjadi salah satu spot favorit pengunjung untuk berfoto di Taman Sejarah. Kemudian ada informasi sejarah dalam desain mural dengan cerita dan kisah yang berbeda.
“Menurut saya taman ini cukup edukatif. Sebagai warga Bandung jadi tahu siapa wali kota terdahulu yang memimpin kota ini. Malah, saya baru tahu ternyata Bandung pernah dipimpin wali kota orang Belanda,” kesan mahasiswi Rianty, warga Maleer Kota Bandung saat berkunjung ke Taman Sejarah, Jumat (21/4/2017), bersama rekan kuliahnya.
Di taman seluas 2.600 meter persegi ini terdapat amphiteater dan kursi-kursi kayu untuk tempat duduk pengunjung. Di Taman Sejarah juga terdapat kolam dangkal yang bisa dipakai bermain air oleh anak-anak. Kolam mini ini terletak di dekat dinding mural.
Taman Sejarah tidak hanya menjadi tempat untuk bersantai masyarakat, namun juga menjadi sarana edukasi yang dapat menambah pengetahuan khususnya sejarah Kota Bandung. Kendati begitu, taman di pusat kota ini tak bisa dinikmati saban hari. Soalnya, setiap Senin pemeliharaan taman rutin dilakukan sehingga ditutup untuk pengunjung. (IA)*