Haryadi:Belum Ada Maskapai China Yang Mendaftar
Klik nusae – Pemerintah serius mengundang maskapai asing masuk ke Indonesia agar harga tiket pesawat bisa lebih terjangkau.Ide ini dianggap bisa menunjang kompetisi antar maskapai sehingga harga tidak melonjak.
Sejak wacana tersebut digulirkan beberapa maskapai asing seperti
menyatakan siap mengudara di langit khatulistiwa.
Bagaimana dengan maskapai China yang belakangan juga ramai dibicarakan?
“Sampai saat ini maskapai China belum ada yang masuk ke Indonesia,” kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Hariyadi Sukamdani kepada Klik nusae, Rabu (12/6/2019).
Hariyadi-yang juga Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyatakan mendukung penuh maskapai asing di Indonesia agar mengurangi dominasi Garuda Indonesia dan Lion Air.
Hariyadi menyebut nama maskapai regional atau asing dari tiga negara, yakni Malaysia, Australia, dan Singapura.
Sementara apakah China juga akan ikut ekspansi di Indonesia, Hariyadi berkata hal itu tidak memungkinkan.
“China kejauhan,” ujar dia.
Hariyadi berkata harga tiket yang mahal memberi dampak negatif ke sektor pariwisata dan perhotelan. Okupansi hotel menurun antara 10 persen sampai 30 persen akibat masalah tiket pesawat.
Hariyadi menyebut dampak tiket pesawat mahal paling besar ke daerah timur seperti Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku, Kalimantan, hingga Jayapura. Yang kena dampak pun bukan hanya turisme melainkan geliat ekonomi nasional.
“Jadi tidak hanya pariwisata sebetulnya tapi juga pertumbuhan ekonomi mengganggu. Banyak aktivitas yang harusnya dilakukan, harga tiket mahal, mereka jadi tidak pergi, baik ke Jakarta maupun ke daerah,” ucap dia.
Sebelumnya, Pengusaha setuju dengan ekspansi maskapai asing di Indonesia untuk menambah rute.Masalah harga tiket pesawat yang mahal menjadi pertimbangan utama dari dukungan ini.
“Tiket pesawat masih dirasakan mahal dan kami mendukung penuh inisiatif pemerintah untuk memperkenankan pesawat regional atau pesawat penerbangan asing untuk menambah rute domestiknya. Itu kami dukung penuh,” lanjut Haryadi.
Hal lain yang disorot oleh Hariyadi adalah dominasi Garuda Indonesia dan Lion Air. Kedua maskapai itu dinilai membuat harga sulit turun.
Akibatnya hal itu memengaruhi minat para traveler lokal. Okupansi hotel pun ikut merosot, ini terutama mendampak daerah timur seperti Sulawesi Selatan.
“Memang dominasi Garuda dan Lion terlalu besar, sehingga harga itu akan sulit terkoreksi karena mereka terlalu dominan,” ujar dia.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, mahalnya harga tiket pesawat tak sebatas merugikan sektor pariwisata, melainkan urusan lainnya karena orang jadi enggan naik pesawat.
Efek ini dia prediksi terasa usai Lebaran, lantaran saat ini permintaan tiket pesawat masih tinggi.
“Pengaruh harga tiket terkait Lebaran tidak begitu efek. Lebaran demand-nya tinggi. Tapi sesudah Lebaran baru terasa,” ucapnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengusulkan agar pihak maskapai asing ikut serta berkompetisi di industri penerbangan domestik.
Wacana ini dinilai untuk menurunkan tingginya harga tiket pesawat yang dirisaukan masyarakat hingga hari ini.
Bahkan menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, saran tersebut memang baik untuk menciptakan iklim bisnis penerbangan di industri permaskapaian.
Namun, masuknya maskapai asing juga menurutnya tidak mudah untuk dilakukan.
“Itu saran yang baik dari Presiden. Segala bisnis jika dilakukan dengan kompetisi maka timbul keseimbangan demand dan supply, jadi berimbang. Ide baik ini akan kita kaji,” tuturnya di Jakarta, belum lama ini.
Dia menjelaskan, masuknya maskapai asing juga harus mempertimbangkan asas cabotage yakni asas kedaulatan negara dimana mayoritas sahamnya harus dimiliki oleh perusahaan Indonesia.
“Kita tahu apabila perusahaan asing masuk ke Indonesia harus memenuhi asas cabotage, di mana perusahaan asing harus bekerja sama dengan perusahaan Indonesia. Jadi tentu kita tidak mudah menerima perusahaan asing, apalagi udara ini membutuhkan kualifikasi yang baik,” ujarnya.
“Jadi kami sedang mengkaji dan kami akan melaporkan kepada Bapak Presiden sebelum menetapkan apa yang akan dilakukan,” tambah dia.
Namun demikian, Kemenhub mengaku sekarang pihak pengusaha juga memberi dukungan.
Berikut Maskapai China yang kemungkinan akan ikut berasing masuk ke Indonesia:
1- Air China
2- Air China Cargo
3- Beijing Capital Airlines
4- Chang’an Airlines
5- Chengdu Airlines
6- China Eastern Airlines
7- China Express Airlines
8- China Souterm Airlines
9- China United Airlines
10- China Xinhua Airlines
11- Chongging Airlines
12- Grand China Air
13- Hainan Airlines
14- Hebei Airlines
15- Henan Airlines
16- Joy Airlines
17- Juneyao Airlines
18- Lucky Air
19- Okay Airways
20- Shandong Airlines
21- Shanghai Airlines
22- Shenzhen Airlines
23- Sichuan Airlines
24- Spring Airlines
25- Tianjin Airlines
26- Tibet Airlines
27- West Air (Tiongkok)
28- Xiamen Air
(adh)