Hotel Di Jember Kewalahan Tampung Tamu

Gelaran tahunan Jember Fashion Carnaval (JFC) kembali bakal digelar pada 31 Juli-4 Agustus 2019 mendatang. Tahun ini tema yang diambil adalah Tribal Grandeur yang diperkirakan bahal telah menyedot perhatian wisatawan. Foto:IG

Klik nusae – Inilah dampak jika suatu event digarap secara baik. Selain bisa memberikan hiburan menarik bagi pengunjung,juga memiliki pengaruh langsung terhadap pertumbuhan ekonomi sekitar. Setidaknya, kondisi ini yang tergambar di Kabupaten Jember,Jawa Timur.

Gelaran tahunan Jember Fashion Carnaval (JFC) yang  bakal kembali digekar  pada 31 Juli-4 Agustus 2019 dengan tema Tribal Grandeur telah menyedot perhatian wisatawan.

Acara itu akan melibatkan lebih dari 6.000 peserta karnaval, dihadiri ratusan ribu penonton, dan diliput ribuan media massa.

Dengan antusiasme sebesar itu, Jember ternyata menyimpan pekerjaan rumah yang cukup besar, yakni menyediakan akomodasi untuk menampung para tamu.

Wakil Bupati Jember Abdul Muqit Arief mengaku tak memiliki data pasti soal jumlah kamar hotel yang tersedia. Hanya saja, kekurangan itu terlihat dari banyaknya tamu yang menginap di hotel kota tetangga.

“Kita kewalahan, sampai beberapa turis harus menginap di Banyuwangi barat dan Bondowoso karena tak tertampung lagi di hotel-hotel di Jember,” kata Muqit dalam peluncuran JFC 2019 di Jakarta, Selasa pekan lalu.

Padahal, kata dia, pertumbuhan hotel di Jember termasuk pesat. Hotel bintang empat sudah tersedia di pusat kota kabupaten di Jawa Timur itu. Yang terbaru adalah hotel milik Lippo Group yang kini memasuki tahap penyelesaian.

Selain hotel di kota tetangga, para turis juga banyak yang menginap di homestay dadakan. Kamar-kamar kosong di rumah penduduk dibuka menjadi tempat menginap para tamu hanya pada pekan penyelenggaraan JFC.

“Sudah sekitar empat tahun terakhir, rumah masyarakat mendadak jadi homestay saat gelaran JFC. Bahkan, Kapolres dan Dandim sampai bantu cari penginapan untuk para tamu,” ujarnya.

Di satu sisi, ia menilai hal itu meningkatkan ekonomi masyarakat. Namun di sisi lain, kualitas layanan penduduk masih perlu ditatar.

“Sebelumnya, kami belum mempersiapkan masyarakat, bagaimana hospitality, higienis, hingga makanan yang disajikan untuk tamu, karena tidak menyangka gaung JFC akan sebesar ini,” sahut Muqit.

Maka itu, ia menggandeng Dinas Kesehatan dan Dinas Pariwisata untuk melatih masyarakat tentang hospitality.

“Kemarin sudah mulai dilaksanakan. Tinggal terus kita berdayakan sehingga benar-benar menguasai pengetahuan tentang hospitality,” ungkapnya.

(adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya