Kopdar PHRI Kota Bogor Hasilkan Usulan Berbagai Program

Sebanyak 150 insan perhotelan Kota Bogor menggekar acara Kopi Darat (Kopdar),Sabtu (2/3/2019). Dalam kesempatan tersebut banyak hal didiskusikan. Foto:ist

Klik nusae –  Sebuah gagasan atau harapan biasanya muncul ketika duduk bersama. Inilah yang dilakukan Badan Pimpinan Cabang (BPC) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bogor,Sabtu (2/3/2019).

Lewat acara Kopi Darat (Kopdar) Insan Perhotelan Kota Bogor di Aston Hotel & Resort, Bogor Nirwana Residence (BNR), Bogor Selatan, Kota Bogor, yang difasilitasi PHRI,berbagai masukan kepada pemerintah pun menyeruak.

Sebetulnya Kopdar seperti ini selalu dilakukan oleh PHRI Kota Bogor setiap tahun. Kali ini Kopdar yang digelar agar berbeda.

Selain dihadiri seluruh asosiasi perhotelan (minus IHGMA) juga hadir Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor Shahlan Rasyidi-mewakili Wali Kota Bogor Bima Arya yang berhalangan hadir.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Kadisparbud) Kota Bogor Shahlan Rasyidi (kedua dari kiri) dan Ketua BPC PHRI Kota Bogor Bogor Yuno Abeta Lahay (kedua dari kanan) foto bersama usai acara Kopdar insan perhotelan Kota Bogor. Foto:Ist

“Awalnya, memang pak Bima Arya ingin hadir dalam pertemuan ini. Namun karena ada suatu hal yang lebih urgent,kali ini beliau belum bisa ngariung bersama kita,” kata Ketua BPC PHRI Kota Bogor Yuno Abeta Lahay kepada Klik nusae.

Menurut Yuno, Kopdar yang diikuti 150 orang ini sudah menjadi kegiatan rutin setiap tahun, diluar acara rutin setiap bulan ramadhan.’Ngariung bareng’ ini menjadi sebuah refleksi sekaligus ajang kumpul seluruh insan perhotelan yang “dikeluarkan” dari aktivitasnya supaya bisa sharing dan mencari solusi atas sebuah masalah yang ada.

Meski mensikapi persoalan yang serius,namun acara ini dikemas secara santai,meski tetap focus pada problem yang perlu didiskusikan.

“Biasanya kalau hanya sekadar ngobrol dengan teman-teman satu hotel, solusi tidak akan keluar. Tapi bila dengan kawan hotel lain akan ada jalan keluar, bagaimana membat formula untuk penguatan bisnis perhotelan,” papar Yuni.

Ada beberapa hal yang kemudian disampaikan dari hasil forum diskusi tersebut. Pertama; perlu adanya kantor sekretariat bersama insan pariwisata.

Kedua;pentingnya penguatan promosi pariwisata dari APBD atas capaian PAD tertinggi di tahun 2018 yakni sebesar 241 miliar.

Dan ketiga; pelatihan SDM pariwisata untuk mendorong percepatan pengembangan kawasan wisata di Kota Bogor.

“Tentu kami menyampaikan terima kasih kepada Kadisbudpar yang akan mendorong usulan dari para insan perhotelan ini,” pungkas Yuno.

(adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya