Bali Aman Dan Tetap Mempesona
Klik nusae – Bali,tetap mempesona. Seperti pagi ini. Semua aktivitas berjalan seperti hari-hari sebelumnya. Para turis asing tampak mulai memadati jalanan untuk menikmati kecerahan langit di Pulau Dewata itu.
Kabar erupsinya Gunung Agung, yang tinggi kolom abunya disebutkan mencapai 700 meter tak mempengaruhi keberadaan wisatawan di sebagian besar Bali.
Wakil Ketua DPP Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Ramia Adnyana mengemukakan bahwa semburan Gunung Agung yang terjadi hanya erupsi freatik yang tidak mengganggu wisatawan yang berwisata ke Bali.
“Lokasi Gunung Agung jaraknya 85 Km dari pusat kota Denpasar yang ditempuh kurang lebih 1.5 – 2 jam perjalanan. Jadi memang tidak ada pengaruh. Semua hari ini berjalan seperti biasa,” kata Ramia kepada Klik nusae,Sabtu (23/2/2019) pagi.
Menurut Ramia-yang juga General Manager Sovereign Hotel Bali ini, kegiatan pariwisata di seluruh Bali berjalan aman. Untuk weekend seperti sekarang tingkat kunjungan wisatawan domestic juga meningkat.
“Bali aman untuk di kunjungi,” katanya.
Seperti diketahui, Kabid Manajemen Observasi Meteorologi Penerbangan BMKG Hary Tirto Djatmiko,Jumat (22/2/2019) mengatakan telah terjadi erupsi pada Gunung Agung terjadi pukul 16.31 Wita, kemarin.
“Telah terjadi erupsi G. Agung, Bali pada tanggal 22 Februari 2019 pukul 16:31 WITA dengan tinggi kolom abu teramati ± 700 m di atas puncak (± 3.842 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang condong ke arah timur. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 11 mm dan durasi ± 6 menit 20 detik,” kata Hary dalam keterangan tertulisnya.
Hary menjelaskan saat ini status Gunung Agung ada di level III atau siaga. Masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas sejauh 4 km dari puncak gunung.
“Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan G. Agung yang paling aktual/terbaru,” tutur Hary.
“Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak. Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung,” jelasnya.
(adh)