Poltabes Ingin Ada Point Keamanan Dalam AD/ART GIPI

Peserta Rakerda I DPD GIPI Jabar foto bersama. Duduk dari kiri Budi Ketua ASITA
Jabar,Putu (Akperindo), Cecep Rukmana (Ketua BPPD Jabar, Kapolrestabes Kota Bandung Irman,Ketua DPD Gipi Jabar Herman Muchtar, dan Tokoh Pariwisata Jabar Memet Hamdan. Foto: Klik nusae/Qory.

Klik nusae – Rasa aman dan nyaman menjadi kata kunci dalam pelaksanaan program pariwisata di suatu daerah. Kota Bandung,Jawa Barat sebagai salah satu destinasi idola  harus terus mengembangkan pola-pola pengamanan yang efektif. Dengan cara ini,maka diharapkan bisa meningkatan kunjungan wisatawan.

“Soal point keamanan ini,kami berharap bisa maksud dalam AD dan ART Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI).Bagaimana mengkolaborasikan kerjasama dalam hal pengamanan,” demikian disampaikan Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Irman Sugema, Senin (21/1/2019) saat mengikuti Rapar Kerja Daerah (Rakerda) I DPD GIPI Jawa Barat di Sindangreret,Kota Bandung.

Menurut Irman,keamanan menjadi sangat penting dalam upaya mengembangkan pariwisata di Kota Bandung maupun Jawa Barat pada umumnya. Apalagi selama ini sektor pariwisata menjadi penyumbang terbesar Pendapatan Asli Daerah (PAD).

“Kondisi ini harus dipertahankan dan terus ditingkatkan. Tentu aspek penting yang perlu diperhatikan adalah tetap menjaga kondusifitas.Tidak mungkin suatu wilayah akan berkembang kalau keamanannya tidak berjalan dengan baik,” lanjut Irman.

Pria kelahiran Bandung dan pernah menjabat sebagai Kapolres Tasikmalaya Kota ini melanjutkan, bahwa pihaknya pernah melakukan survey internal bahwa aktivitas masyarakat Kota Bandung berjalan cukup dinamis.

“Dari pengamatan kami, aktivitas warga di Kota Bandung itu cukup tinggi. Pada malam hari mulai pukul 22.00 WIB sampai pukul 05.00 WIB mereka berada di luar,” jelas Irman.

Tentu ini menjadi tantangan untuk bisa mendapatkan pola pengamanan yang efektif sehingga roda kehidupan kota ini berjalan aman.

Irman meminta supaya GIPI juga ikut mensosialisasikan supaya anggotanya bisa memasang CCTV diperkantoran,tempat hiburan dan perbankan.Terutama yang memiliki public area. System ini sangat membantu saat terjadi tindak kejahatan.

Rasio anggota polisi di Kota Bandung masih jauh dari mencukup untuk mengjangkau masyarakat. Saat ini Poltabes Bandung 3.500 personel. Angka ini sangatlah tidak sebanding dengan jumlah penduduk Kota Bandung yang bisa mencapai 4 jutaan pada weekend.

“Artinya, rasio perbandingannya itu 1:8000. Oleh sebab peran serat masyarakat termasuk di kalangan industri pariwisata sangat diperlukan,” kata Irman.

Kepada pengelola tempat hiburan,lanjut Irman,pihaknya meminta supaya memasang CCTV sehingga jika terjadi tindak kejahatan bisa lebih cepat diidentifikasi.

“Lebih efektif memasang CCTV,daripada kami hadirkan mobil polisi di depan gedung, nanti pengunjung malah takut datang,” ujar Irman.

Sementara itu, Ketua Umum DPD GIPI Jabar Herman Muchtar mengemukakan hadirnya pihak kepolisian dalam Rakerda GIPI adalah bagian dari upaya mensinergikan pola keamanan dengan industri pariwisata.

“Sebetulnya selama ini saya dengan pihak Poltabes Kota Bandung sering melakukan pertemuan,namun dalam sebuah forum seperti ini rasanya sangat penting agar semua bisa berinteraksi dan menanyakan lebih jauh,bagaimana sebuah kerjasama itu bisa dibangun dengan baik,” katanya.

Dalam Rakerda ini hadir 31 satu peserta. Mereka berasal dari berbagai organisasi/asosiasi yang ada di Jawa Barat. Diantaranya adalah Ketua Asita Jabar  Budijanto Ardiansjah, Direktur STP Putu (Akperindo), Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Jabar Cecep Rukmana, Tokoh Pariwisata Jabar  Memet Hamdan, Tetty Owner Sindang Reret, Ketua Asperindo Dede, Fahrul (APJI),Taufik (Saung Udjo), Hilwan Saleh (BPPD).

 

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya