Taman Nasional Komodo Bisa Ditinggalkan Wisatawan
JELAJAH NUSA – Taman Nasional Komodo (TNK) bisa ditinggalkan pengunjung,jika tak lagi ada rasa nyaman dan aman. Apalagi jika pernyataan Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Laiskodat yang mengatakan tak ada perlindungan buat manusia di TNK tak segera ditarik.
Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies (Asita), Asnawi Bahar mengemukakan bahwa pernyataan gubernur tersebut bisa berdampak buruk ke pariwisata. Wisatawan bisa takut berlibur ke Taman Nasional Komodo.
“Bahasa yang digunakan terlalu vulgar. Terlalu berlebihan. Bahasa ini bisa menjadi polemik. Khususnya bagi pariwisata. Pernyataan Gubernur bisa mendatangkan rasa worry (takut) bagi pengunjung,” kata Asnawi dalam keterangan tertulis, Sabtu (8/12/2018).
Pernyataan mengenai Taman Nasional (TN) Komodo itu dilontarkan Viktor dalam sambutan pada rapat kerja triwulan III Polda NTT di Hotel Aston, Rabu (5/12/2018).
Saat itu Viktor mengatakan tak ada perlindungan manusia di Taman Nasional Komodo. Sehingga, manusia boleh mati.
Sementara, komodo harus dilindungi agar tak boleh mati. Sementara menurut Asnawi keamanan wisatawan jelas menjadi faktor utama dalam sektor pariwisata.
Bukan hanya soal keamanan yang membuat Taman Nasional Komodo mendapatkan sorotan pelaku industri pariwisata.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi NTT juga menyatakan akan menaikkan harga tiket masuk ke Pulau Komodo. Jumlahnya mencapai USD 500.
Harga tersebut dinilai terlalu mahal, bahkan bisa membuat turis beralih ke destinasi lain. Dampaknya, kunjungan ke Taman Nasional Komodo akan semakin menurun.
Jika dikonversikan, USD 500 setara dengan Rp 7 juta (kurs USD 1 = Rp 14.421). Tarif ini berlaku bagi wisatawan mancanegara.
Sedangkan bagi wisatawan nusantara, tiketnya akan dikenakan USD 100 atau setara Rp 1,4 juta. Bagi Pengamat Pariwisata, Tedjo Iskandar, harga tiket yang diusulkan terlalu berlebihan.
“Harga yang tidak masuk akal. Buat apa turis harus bayar hingga USD 500?” katanya.
Tedjo yang berpengalaman menjadi tour leader, menilai Taman Nasional Komodo tidak akan menjadi pilihan wisman dengan biaya sebesar itu.
Menurutnya, Thailand akan menjadi pilihan wisatawan jika TN Komodo menawarkan harga yang mahal.
Sementara itu, Kepala Balai Taman Nasional (TN) Komodo, Budhy Kurniawan menilai semua pihak harus duduk bareng untuk menyelesaikannya.
“Memang harus duduk bareng mendiskusikan hal tersebut,” katanya,kemarin.
Pihak-pihak yang harus duduk bareng tersebut yakni Pemprov NTT, Balai Taman Nasional Komodo, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Kementerian Pariwisata. Dibutuhkan regulasi dan kewenangan untuk menyelesaikan isu yang sudah berkembang luas itu.
Hingga kini, isu kenaikan harga tiket masuk ke Taman Nasional Komodo masih sebatas wacana. Belum ada keputusan resmi.
“Baru sebatas statement gubernur NTT,” kata Budhy.
(adh)