Kemenpar Co-Branding 100 Restoran Diaspora
JELAJAH NUSA – Wisata kuliner telah menjadi salah satu produk andalan pariwisata Indonesia. Tren inilah yang terus dimaksimalkan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) untuk terus menggali potensi kuliner Indonesia agar bisa go internasional.
Salah satunya, dengan menarik 100 restoran Indonesia milik diaspora di mancanegara. Mereka diajak menjadi mitra co-branding Kemenpar.
Hal ini tertuang dalam Wonderful Indonesia Gastronomy Forum 2018. Acara tersebut di buka langsung oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya di Aryadutta Hotel, Jakarta,Kamis (22/11/2018).
“Ini merupakan langkah strategis untuk mengangkat nasional branding sekaligus memaksimalkan kontribusi dari kuliner Indonesia. Sekaligus juga menduniakan kuliner Indonesia.,” ujar Menpar Arief Yahya pada konferensi pers.
Ucapan Menpar bukan tanpa sebab. Dunia kuliner memiliki kontribusi tertinggi bagi PDB ekonomi kreatif.
Dimana kuliner memberikan kontribusi sebesar. 42%. Ini menempatkan bidang Fashion diperingkat kedua dengan 18% dan ketiga Kriya sebesar 15%.
“Wisatawan mengeluarkan 30%-40% dari total pengeluaran mereka untuk Kuliner dan Belanja. Selain itu mempunyai portofolio produk uang sempurna,” kata Menpar.
Artinya size-nya besar,sustainability tinggi, dan spread-nya juga besar. Untuk wisnus itu tidak ada masalah.
“PR kita untuk menarik Wisman untuk berwisata kuliner dan belanja,” ungkap Menpar.
Menteri asal Banyuwangi itu mengatakan jika saat ini Kemenpar memiliki 3 strategi untuk memaksimalkan bidang kuliner.
Yang pertama adalah menetapkan National Foods yang sudah populer di media masa dunia. Hingga saat ini Kemenpar telah menetapkan Rendang, Nasi Goreng, dan Sate serta Soto, dan Gado-Gado menjadi National Foods.
Yang kedua dengan menetapkan Destinasi Wisata Kuliner berstandar UNWTO. Dimana Kemenpar telah menetapkan Bali, Joglosemar dan Bandung sebagai bagiannya.
Dimana tahun 2018 Bali sudah menjadi destinasi kuliner sesuai UNWTO. Selanjutnya Bandung dan Joglosemar bisa mengkopi Bali di tahun 2019.
“Yang ketiga melakukan Co Branding dengan Restoran Indonesia Diaspora di mancanegara. Ini yang kita lakukan saat ini dengan merangkul 100 Restoran Indonesia Diaspora di mancanegara,” terang Menpar.
Dengan program ini penetrasi promosi Wonderful Indonesia semakin kencang. Pasalnya para restoran ini diplot sebagai salah satu ujung tombak promosi pariwisata serta kuliner Indonesia.
Untuk itu program ini memiliki standar tinggi dalam pelaksanaannya. Kurasinya sangat ketat.
Mereka harus berada di kota utama dunia. Selain itu memiliki lokasi yang strategis dan mudah terjangkau, terutama area yang potensial dilalui wisatawan.
Selain itu mempunyai review yang bagus dan memiliki rating min 3.5, baik dari Google, TripAdvisor, Yelp, Zomato, atau website traveller and foods yang populer. Mereka juga harus memiliki minimal 2 dari 5 Nasional Foods yang dipopulerkan oleh Kemenpar.
“Restoran yang dipilih pun harus sudah berdiri lebih dari 3 tahun, kecuali restoran yang memiliki konsep outstanding dan sangat representative bagi kuliner Indonesia,” tambahnya.
Arief mencontohkan Kasih di Los Angeles, Makan di Melbourne dan WIN di Atlanta. Setelah terpilih, maka mereka mendapatkan recognition sebagai official partner Wonderfull Indonesia.
Proses pun tak berhenti disitu saja. Masih ada proses lanjutan yang dilakukan. Para restoran ini akan diaktivasi branding Wonderful Indonesia melaui kreasi bersama di outlet mereka.
Dengan itu mereka dapat mengimplementasikan materi branding Wonderful Indonesia. Materinya berupa promosi destinasi pariwisata Indonesia serta 5 National Foods.
Hal ini menjadikan restoran diaspora sebagai outlet promosi Wonderful Indonesia di luar negeri atau Wonderful Indonesia Corner.
Aktifitas ini membutuhkan koordinasi lintas Kementerian dan Lembaga. Ini akan dilaksanakan secara terstruktur di periode 2019.
“Menjadi mitra co-branding Kemenpar merupakan kerjasama yang saling menguntungkan. Mereka dapat menggunakan kekuatan merek Wonderful Indonesia untuk boost nilai merek restoran mereka,” papar Menpar.
Timbal baliknya, mereka akan mempromosikan 10 destinasi prioritas Indonesia melalui berbagai materi branding yang telah disediakan oleh Kemenpar. Dengan demikian akan memancing keinginan warga dunia untuk datang ke Indonesia.
Menurut Menpar langkah ini telah dilakukan oleh Thailand. Kuliner Thailand memiliki posisi yang kuat di kancah internasional.
Hampir di seluruh kota-kota besar dunia terdapat restoran Thailand. Selain itu, beberapa kuliner Thailand juga memilikibranding yang kuat di masyarakat dunia, contohnya sup asam segar yakni Tom Yum.
Tenarnya kuliner Thailand di dunia tak lepas dari andil pemerintah Thailand sendiri. Dimana pemerintah Thailand memberi insentif bantuan bagi orang yang membuka restoran Thailand di luar negeri.
“Ini yang kita terapkan juga di program ini. Pemerintah nanti akan memfasilitasi dengan kerjasama deng industri lainnya. Selain itu Kemenpar juga mendukung serta mempromosikan 100 Resto Diaspora,” tutup Menpar Arief.
(adh)