Festival Pesona Selat Lembeh Berpotensi Mendunia
JELAJAH NUSA – Sejak dibuka Sabtu lalu ajang tahunan Festival Pesona Selat Lembeh (FPSL) banyak menyedot pengunjung.Event yang berakhir Rabu, (10/10/2018) di isi oleh berbagai atraksi. FPSL ini pun sangat berpotensi untuk mendunia karena memiliki posisi yang strategis.
Tingginya potensi Selat Lembeh di wilayah Kota Bitung, Sulawesi Utara, disampaikan Staf Khusus Menteri Bidang Kebudayaan Kementerian Pariwisata Taufik Rahzen. Ada tiga faktor mengapa FPSL seharusnya bisa mendunia.
“Berdasarkan penelitian kurator, selat lembeh ini sangat potensial sekali. Hal itu bisa dilihat karena posisinya strategis. Baik secara geografis, ekonomis dan juga secara sejarah,” ungkap Taufik yang ikut membuka FPSL 2018 bersama Wali Kota Bitung, Maximilliaan Jonas Lomban.
Secara geografis, Selat Lembeh berada dibibir pasific. Jadi tambahnya, tradisi Samudera Pasific juga ada di Bitung. Dan, berdekatan juga dengan negara-negara di samudera pasific. Seperti China, Jepang, Korea, Taiwan, Amerika, dan beberapa negara-negara Amerika Latin.
Hal kedua yang disorot adalah kekayaan alam Selat Lembeh. “Kedua disini kaya akan keanekaragaman hayati. Tempatnya memang kecil, tapi sangat kaya karena kedalaman dan geografis yang sangat menarik. Terutama untuk mikro laut, binatang-binatang kecil,” papar Taufik.
Yang membuat Selat Lembeh semakin menarik, adalah faktor sejarah. Disinilah awal dari Trikora. Awal dari revolusi mental yang dilakukan Sam Ratulangi.
“Kalau semua menjadi sebuah festival, maka menjadi sebuah festival yang kuat,” sambungnya.
Anggota Tim Kurator 100 Wonderful Indonesia Calender of Event (CoE) Dynand Fariz, juga punya harapan tinggi untuk Bitung. Dan berharap FPSL tahun depan bisa diselenggarakan lebih baik lagi.
“Menurut saya pesona selat lembeh dari komunitas SDM-SDM-nya sudah punya power yang luar biasa. Gerakan bersama sangat tinggi. Tinggal bagaimana event ini digelar dengan konten dan konsep yang jelas dan punya nilai jual mendatangkan wisatawan lokal maupun asing,” papar Dynand.
Dynand menilai selat lembeh harus kuat dengan pesona wisata air. Khususnya wisata lautnya.
“Jadi saya pikir ini satu potensi untuk Indonesia di wilayah timur. Untuk disempurnakan digalakan dari tahun ke tahun,” lanjut pria yang dikenal sebagai penggagas Jember Fashion Carnaval (JFC). Harapan serupa disampaikan Wali Kota Bitung Maximilliaan Jonas.
Di depan para pengunjung, ia mengatakan pariwisata Bitung bisa berkembang dengan sangat baik berkat selalu hadirnya FPSL.
“Dengan semua yang Kota Bitung miliki, tentu kami berharap potensi-potensi pariwisata disini bisa berjalan dengan sangat baik. Dengan begitu, saya yakin pergerakan roda-roda yang lain seperti ekonomi dan lainnya juga akan bergerak di kota yang kami cintai ini,” papar Maximilliaan Jonas.
Semenara Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kementerian Pariwisata Ricky Fauzi, mengatakan FPSL akan dipadati beragam agenda.
“Agenda tahun ini padat. Ada pertunjukan tari tradisional kolosal, festival kuliner, parade kapal atau dikenal dengan Sail Pass. Selain itu juga festival tuna, lomba renang, penanaman karang, dan lomba fotografi,” papar Ricky, didampingi Kepala Bidang Pemesaran Wilayah Sulawesi Kemenpar Afrida Pelitasari.
Ditambahkan Ricky, salah satu daya tarik utama festival ini adalah kehadiran band D’Masiv. “Band ini akan menjadi jaminan serunya kegiatan. Jadi sayang jika tidak hadir,” katanya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya juga mendukung Festival Pesona Selat Lembeh. Menurutnya, jika dikelola dengan baik, festival ini bisa mendatangkan wisatawan.
“Pesona Bitung yang sangat bagus, akan dibalut dengan kemegahan budayanya. Dan ini akan menjadi nilai jual yang bagus. Apalagi Bitung berada di bibir pacific. Bisa menjadi daya tarik untuk wisatawan asal China, Jepang, dan lainnya.
(adh)