PHRI Sesalkan Sikap Pemkab Karawang Dalam Membangun Pariwisata

Ketua BPC PHRI Kabupaten Karawang,Gabryel Alexander PNA (kanan) saat menghadiri acara kepariwisataan. Gabryel menyangkan sikap Pemkab Karawang yang belum begitu care dalam pembangunan sektor pariwisata,khususnya akomodasi (perhotelan). Foto:Dok

JELAJAH NUSA – Peran besar Badan Pengurus Cabang Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (BPC PHRI) Kabupaten Karawang,Jawa Barat terhadap perolehan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata (akomodasi) patut diapresiasi. Semula Pemkab menargetkan pada tahun 2020 perolehan PAD mencapai Rp 100 miliar,namun pada tahun ini (2018) dipastikan angka tersebut sudah bisa di kantongi.

“Sejak saya masuk menjadi pengurus PHRI pada tahun 2015,kami memang konsen untuk membantu peningkatan PAD ini. Bahkan dalam setiap kesempatan dengar pendapat (hearing) dengan DPRD maupun Pemkab Karawang, fokus kami bagaimana mendorong peningkatan PAD,” kata Ketua BPC PHRI Kabupaten Karawang,Gabryel Alexander PNA kepada Jelajah Nusa, Minggu (23/9/2018).

Sayangnya kerja keras BPC PHRI Kabupaten Karawang ini belum selaras dengan keinginan agar kontribusi perolehan PAD tersebut bisa dikembalikan dalam bentuk kegiatan untuk mendongkrak kunjungan wisatawan ke daerah ini.

“Kami para pelaku usaha akomodasi pariwisata hanya menuntut sekian persen dari pajak yang kami bayarkan di kembalikan dalam bentuk kegiatan, bukan dalam bentuk yang tidak jelas seperti selama ini. Harus ada kegiatan yang konkret sehingga outputnya bisa dirasakan. Jangan terkesan menghabis-habiskan anggaran saja. Ini harus hati-hati,” tambah Gabryel.

Beberapa point yang disampaikan PHRI Karawang untuk memberikan daya tarik kepada wisatawan diantaranya; Pemkab harus bisa menampilkan kegiatan seni dan budaya Karawang khususnya, dan Sunda pada umumnya agar bisa tampil secara reguler di tempat hotel  maupun restaurant. Bentuknya bisa  melalui seni dan budaya.

Outlet oleh-oleh atau cinderamata di setiap hotel dan restaurant untuk menampung semua jenis hasil kerajinan tangan dan makanan khas Karawang dan mengenalkannya terhadap tamu yang berkunjung ke Karawang,baik yang menginap di  hotel maupun restaurant.

“Juga perlu segera dilakukan pembangunan destinasi wisata yang mendunia dan mampu menjadi daya tarik utama kunjungan wisatawan asing dan mancanegara ke Kabupaten Karawang,” lanjut Gabryel.

Hanya saja,Gabryel menyayangkan sikap Pemkab yang belum memahami peran organisasi kepariwisataan seperti PHRI dan yang lainnya.

Salah satu contoh teraktual adalah diselenggarakannya Festival Goyang Karawang yang tidak melibatkan sedikit pun PHRI sehingga sulit bagi PHRI untuk turut mengundang wisatawan hadir. Bahkan mengundang PHRI juga tidak.

Padahal ditingkat nasional Presiden RI tak pernah melupakan PHRI dalam setiap kegiatan kepariwisataan sebagai upaya menunjang pencapaian target kunjungan nasional.

“Mungkin saja, karena Bupati-nya tak mengerti apa yang dilakukan tim-nya. Tapi bagi kami, tak soal. Situasi  ini jelas mempengaruhi kondisi spikologis penggiat pariwisata di Kabupaten Karawang ke depan,” pungkas Gabryel.

(adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya