Lewat Pesona Galuh Nagari Ciamis Bisa Mendunia

Kesenian Tradisional Pontrangan ini biasanya digelar saat acara Adat Misalin Kabuyutan Galuh Salawa¨ di Garatengah,Cimaragas Ciamis. Foto:Dok

JELAJAH NUSA – Banyak cara untuk menarik wisatawan datang ke Jawa Barat.Selain menawarkan keindahan panorama alam yang memang sudah kesohor, hal  lain  yang paling memungkinkan adalah dengan menghadirkan destinasi budaya.

Kabupaten Ciamis,salah satunya. Di “Negeri Priangan Timur” ini menyimpan satu pesona budaya yang jika diekplore dengan baik, ia akan mampu mendatangkan wisatawan mancanegara. Khususnya, yang memiliki pertautan budaya yang sama.

Pesona Galuh Nagari (peringatan gong perdamaian dunia– World Peace Gong) yang belum lama ini digelar di Ciamis merupakan potensi besar yang bisa ditawarkan kepada wisatawan.

“Banyak hal yang dapat digali dari kegiatan ini, apalagi lokasinya juga sangat spesial yakni Situs Budaya yang memiliki nilai sejarah sangat tinggi. Saya kira apabila dikemas lebih baik, nantinya mampu mendongklrak pariwisata,” kata Bidang Destinasi Dinas periwisata Ciamis Budi Kurnia,kemarin.

Gong Perdamaian Dunia (World Peace Gong). Foto:IG

Budi menambahkan dengan pengemasan yang lebih baik, keberadaan gong perdamaian dunia dan Situs Budaya Ciungwanara Karangkamulyan mampu menarik wisatawan domestik mapun wisman. Terlebih lokasi Karangkamulyan berada di jalur startegis yakni jalur utama lintas selatan, sehingga mudah dijangkau.

“Kebesaran nama Galuh sudah tidak lagi diragukan. Saya kira kegiatan ini juga sekaligus sebagai pengingat agar urang sunda tidak melupakan asal usul dan jati diri kesundaannya. Kegiatan ini juga potensial dikembangkan lebih baik, sehingga menjadi daya tarik wisata,”lanjut Budi.

Sementara itu wisatawan dan masyarakat berbaur saat mengikuti gelaran Pesona Galuh Nagari yang merupakan peringatan Gong Perdamaian Dunia (World Peace Gong) yang berada di kompleks Situs Budaya Ciungwanara, Karangkamulyan, Kecaman Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Minggu 9 September 2018.

Berdialog dan bersilaturahmi dengan Kasepuhan Galuh Salawa© (Abah Latif dan Abah Nani) dalam kegiatan Upacara Adat Ngikis 2018. Foto:IG

Gong sebagai perlambang perdamaian dunia tersebut memiliki diamater 333 sentimeter, disertai gambar bendera dari 218 negara serta 10 lambang agama yang ada di dunia.

Kegiatan yang dikemas dalam Pesona Galuh Nagari tersebut merupakan momentum memeringati sembilan tahun peresmian gong perdamaian di Kuta Galuh  Purba Karangkamulyan pada tanggal 9 September 2009, pukul 9.09 WIB. Selain di Ciamis, gong dunia juga ada di beberapa tempat di Indonesia.

Gong perdamaian dunia yang berlokasi di Situs Budaya Ciungwanara, Karangkamulyan yang meruakan bekas kerajaan Galuh Purba, merupakan gagasan dari mantan Kapolda Jawa Barat Irjen Pol. Anton Charliyan.

Salah satu alasan pemilihan lokasi tersebut terkait dengan kerajaan tersebut tidak pernah terlibat perang, selalu mengutamakan perdamaian.

Damai berasal dari tatar sunda, tepatnya di Kuta Purba Galuh. Gong perdamaian dunia di sini, karena tanah sunda.

“Dari sini pula generasi penerus dapat tetap menjaga perdamaian,” tutur Anton Charliyan, tokoh Jawa barat yang juga pemrakarsa pendirian Gong Perdamaian Dunia di Karangkamulyan.

Lebih lanjut dia mengatakan membangun kekuatan dan kedamaian merupakan kunci adanya perdamaian.

Selain itu Anton juga menambahkan, dalam tahun politik ini, berharap agar tidak sampai terpecah belah sesama anak bangsa.

“Tidak boleh menghujat, saling menjelekkan itu bukan budaya Indonesia, itu budaya asing. Jadi mari kembali pada jati diri budaya indonesia yang cinta damai, apalagi  sesama saudara dan sebangsa,” katanya.

(adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya