Go International Di Hodgepodge Superfest 2018
JELAJAH NUSA – Memasuki hari pertama, festival musik multi-genre Hodgepodge Superfest yang berlangsung di Allianz Ecopark Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (1/9/2018) sore mulai dipadati pengunjung. Sebanyak 15 artis musik internasional dan lokal tampil tersebar di empat panggung yang tersedia.
Acara dibuka oleh penampilan band lokal Ghoss di panggung econvention pada pukul 4 sore, lalu diikuti oleh 70sOC Didirri, The Trees and The Wild, Barefood, serta Elephant Kind.
Sedangkan untuk penampilan band internasional dibuka oleh Marteen, kemudian Soundwave, Le Maitre di CBN Stage, Vancouver Sleep Clinic di econvention stage, Jess Connelly, August Alsina, Sound Wave, Sundara Karma, The Libertines, dan Swim Deep.
Empat panggung yang tersedia dalam perhelatan besutan Java Festival Production dan Super Music tersebut adalah Supermusic Stage sebagai panggung utama, CBN Stage di area Eco Island, Kapal Api Grande Stage, dan Hodgepodge Stage di area Ecovention.
Penonton mulai bisa memasuki area pada pukul 14:30. Untuk acara puncak, The Libertines akan tampil pada pukul 22:30 di Super Music Stage.
Penampilan The Libertines di Hodgepodge Superfest merupakan penampilan eksklusif mereka di Asia, karena kedatangannya bukan dalam rangka tur. Baca juga: The Libertines dan All Time Low Jadi Andalan Hodgepodge Superfest 2018
Meski baru pertama kali diadakan, Hodgepodge Superfest 2018 berhasil membawa sejumlah penampil mancanegara yang sayang bila dilewatkan. Salah satunya adalah band kenamaan asal Inggris The Libertines.
Ditemui dalam acara konferensi pers, pihak penyelenggara Hodgepodge Superfest 2018 menguraikan mengenai datangnya band yang memiliki dua pentolan, yakni Carl Barat dan Pete Doherty, tersebut.
“Sebenarnya mungkin satu hal yang kami dengan tim program rasakan adalah durasi persiapannya cukup pendek. Bulan April kami mulai konsep lalu mulai approach,” ujar Direktur Utama Java Festival Production, Dewi Gontha ditemui di Hotel Borobudur, Gambir, Jakarta Pusat.
“Kebetulan rezeki kami nggak cuma The Libertines, tapi juga All Time Low dan musisi-musisi lainnya,” sambungnya.
Menurut Dewi Gontha, pihaknya terbantu oleh semakin banyaknya musisi internasional yang mulai melirik Indonesia.
Para musisi mancanegara mulai menyadari bahwa Indonesia memiliki banyak pendengar musik yang dapat menjadi pasar potensial bagi musik mereka.
“Setelah kami ngobrol dengan agensi mereka, sebenarnya Indonesia masih bukan opsi utama, tapi memang kebanyakan dari mereka sudah sadar bahwa Indonesia adalah salah satu pasar terbesar di Asia untuk mereka,” katanya lagi.
(adh/dtk/kom)