Garuda Indonesia Tergiur Oleh Keindahan Nias
JELAJAH NUSA – Nias tak lama lagi akan menjadi salah satu destinasi unggulan. Ini setelah, Maskapai Garuda Indonesia mulai menjajaki kemungkinan untuk melakukan penerbangan langsung dari Jakarta ke Bandara Binaka Nias.
Selama ini, akses wisatawan mancanegara harus transit dahulu ke Bandara Kualanamu, Medan baru bisa terbang ke Nias. Dengan rencana tersebut, maka destinasi di Nias Sumatera Utara akan semakin terbuka lebar.
“Sudah dilakukan pembicaraan dengan pihak Garuda dan akan ditetapkan segera. Jika Garuda lakukan penerbangan langsung ke Nias, maka sudah dipastikan akses ke Nias semakin terbuka dan pariwisata semakin meningkat. Tinggal bagaimana kita menciptakan atraksi-atraksi yang bagus dan keramahan dalam menyambut wisatawan,”kata Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly dalam acara pembukaan Nias Pro 2018 yang dilaksanakan di Pantai Sorake, Nias Selatan,belum lama ini.
Menteri yang juga berasal dari Nias itu sangat menyambut bahagia dengan rencana Garuda Indonesia melakukan penerbangan langsung ke Nias. Karena dengan hal tersebut, wisatawan tidak perlu kelelahan melakukan penerbangan dan pilihan. Karena Jakarta merupakan sebagai pintu masuk terbesar bagi wisatawan.
“Mari kota doakan semoga segera terealisasi rencana ini,”kata Laoly.
Hal tersebut juga dibenarkan oleh Garuda Indonesia Branch Manager Nias, Beny Marpam. Kata dia, Garuda saat ini memang sedang menggodok untuk terbang langsung dari Jakarta ke Nias.
“Benar ada rencana tersebut, namun saat ini kami dan semua pihak terkait sedang mempersiapkan infrastrukturnya untuk menyambut ini. Contohnya saja Depot untuk menyimpan bahan bakar Avtur untuk pesawat. Mohon doa saja kepada semua insan pariwisata, jika ini terealisasi, maka Nias yang sangat indah ini akan semakin mendunia,”kata Beny yang juga hadir di acara pembukaan tersebut.
Garuda juga sudah action untuk urusan akses ke Nias. Pada bulan Juli 2018, kemarin, maspakai plat merah itu menambah frekuensi penerbangan rute Medan- Nias (PP) menjadi 12 kali per minggu dari sebelumnya 9 kali per minggu.
Kata Beny, bahwa penambahan frekuensi penerbangan tersebut merupakan salah satu upaya Garuda Indonesia untuk meningkatkan layanan pada pengguna jasanya.
“Penambahan frekuensi ini merupakan salah satu upaya Garuda Indonesia untuk mengoptimalisasikan pangsa pasar potensial. Pertumbuhan destinasi wisata Nias sebagai salah satu destinasi wisata baru menjadikan permintaan penerbangan menuju Nias semakin meningkat,”kata Beny.
Lebih jauh dirinya mengatakan, dengan tingkat keterisian penumpang mencapai lebih dari 75 persen, Nias menjadi pasar yang potensial bagi Garuda Indonesia.
“Dari penambahan frekuensi ini kami berharap bisa mengakomodir permintaan penumpang maupun potensi iklim investasi dalam mengakselerasi pertumbuhan industri pariwisata Nias,” kata Beny.
Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar Masruroh mengucapkan terima kasih kepada Garuda dengan apa yang sudah dijalankan maupun direncanakan.
Kata Masruroh, dengan penambahan penerbangan langsung maupun penamnahan frekuensi juga dapat memungkinkan penumpang Garuda Indonesia memilih jadwal penerbangan yang lebih variatif dengan koneksi penerbangan yang lebih efektif bagi penumpang, sehingga penumpang yang berangkat dari Jakarta dapat tiba di Nias di hari yang sama untuk bisa mengatur berwisaya.
“Ini kabar menggembirakan dan membuat kami optimistis hal tersebut dapat mendongkrak tingkat kunjungan wisata ke Nias, khususnya dengan akses konektivitas yang lebih cepat untuk wisatawan yang berangkat dari Jakarta,” jelas wanita yang biasa disapa Iyung itu.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, inilah suatu hal yang selalu ditegaskan olehnya dengan istilah Indonesia Incorporated. Kata Menpar, sektor pariwisata memang harus dibangun dengan pendekatan holistik dengan Indonesia Incorporated.
“Kuncinya adalah harmoni dan sinergi di antara seluruh unsur pentahelix dalam kerangka Indonesia Incorporated. Pentahelix adalah unsur pemerintah, akademisi, bisnis, komunitas, dan media, harus sama-sama memajukan pariwisata Indonesia,”kata menteri asli Banyuwangi itu.
“harmoni dan sinergi bukanlah pilihan, tapi sebuah keharusan. Harmoni dan sinergi adalah survival kita. Harmoni dan sinergi adalah kunci sukses kita semua bangsa Indonesia,”tutup Arief Yahya.
(adh)