Suasana Kota Denpasar Umanis Galungan Masih Sepi
JELAJAH NUSA – Suasana Kota Denpasar dan sekitarnya di Bali pada Umanis Galungan, sehari setelah Hari Suci Galungan, hari raya terbesar umat Hindu masih sepi, karena lalu lintas tampak lenggang, Kamis (31/5/2018).
Sejumlah pasar tradisional di jantung kota masih tampak tutup, meskipun sebagian kecil ada yang berjualan, namun tidak ada pembeli, sehingga pasar lenggang tidak seperti hari-hari menjelang Galungan selalu ramai, demikian hasil pemantauan di berbagai tempat di Denpasar.
Demikian pula sejumlah toko sepanjang jalan di ibu kota Provinsi Bali itu masih tutup, sehingga lalu lintas di mana-mana lenggang, aktivitas ekonomi masih belum pulih.
Sementara perkantoran pemerintah dan swasta masih tutup, kecuali instansi vital yang memberikan pelayanan umum bersifat mendesak seperti rumah sakit tetap melakukan aktivitas seperti biasa.
Berkaitan Hari Suci Galungan seluruh perkantoran dan sekolah di Bali tutup selama tiga hari berturut-turut, mulai dari Penampahan Galungan Selasa (29/5) yang bertepatan dengan hari Waisak, menyusul Hari Suci Galungan Rabu (30/5) dan Umanis Galungan (31/5).
Hari Suci Galungan, hari Kemenangan Dharma (kebaikan) atas Adharma (keburukan) diperingati umat Hindu setiap 210 hari sekali, disusul dengan Hari Raya Kuningan, sepuluh hari kemudian Sabtu (9/6).
Suasana Kota Denpasar masih tampak sepi, karena sebagian besar penghuninya melakukan mudik ke kampung halamannya masing-masing ke delapan kabupaten di Pulau Dewata.
Kondisi sepi demikian diperkirakan masih terjadi dalam tiga hari kedepan, menyusul hari libur nasional 1 Juni hari lahirnya Pancasila Jumat (1/6), dan Sabtu (2/6), Minggu (3/6) juga merupakan hari libur, karena perkantoran di Bali menerapkan lima hari kerja dalam setiap pekannya.
Pada hari umanis Galungan umumnya diwarnai suasana saling mengunjungi sesama keluarga dekat (silaturahmi). Suasana yang demikian itu tampak di daerah pedesaan di wilayah Kabupaten Tabanan, Badung dan Gianyar.
Warga mengunjungi rumah sanak keluarga dan kerabat untuk saling maaf memaafkan, sehingga anggota dari masing-masing keluarga selalu ada di rumah dan belum melakukan aktivitas secara maksimal.
Mereka saling berkunjung ke rumah sanak keluarga dan kerabat untuk saling maaf memaafkan yang dilakukan sejak Rabu siang (30/5).
Suasana demikian itu lebih mencolok di daerah pedesaan dibanding daerah perkotaan.
Setelah bersilaturahmi sejak pagi hingga siang hari warga umumnya melakukan rekreasi mengunjungi objek-objek wisata di luar kota Denpasar.
Objek wisata yang menjadi sasaran kunjungan antara lain objek wisata Bedugul, Tanah Lot, Alas Kedaton di Kabupaten Tabanan maupun objek wisata Sangeh, Kabupaten Badung yang “mengoleksi” ratusan ekor kera.
Sebagian masyarakat kota Denpasar lainnya mengunjungi pantai Sanur, Kuta atau sekedar duduk-duduk di lapangan hijau Puputan Badung, maupun di Taman Kota Denpasar.
(adh/ant)