Pemdaprov Jabar Akan Fokus Benahi Banjir Bandung Raya pada 2026

KLIKNUSAE.com — Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersiap mengerjakan pekerjaan besar berikutnya, membenahi banjir Bandung Raya.

Setelah Karawang, Bekasi, dan sebagian wilayah Bogor ditangani, tahun 2026 menjadi giliran kawasan metropolitan di cekungan ini untuk dibedah.

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan penataan Bandung Raya tak bisa lagi ditunda. Meski kerap memicu resistensi, langkah-langkah perbaikan harus tetap dilaksanakan.

“Kalau kita ingin menyelesaikan banjir secara komprehensif, maka penataan harus dilakukan sekarang,” kata Dedi, Jumat, 5 Desember 2025.

“Memang pada musim kemarau penataan akan menimbulkan reaksi, tetapi ini harus ditempuh.”

Menurut Dedi, pekerjaan Bandung Raya bukan sekadar pengerukan sungai yang dangkal.

Ia bicara tentang proyek besar: normalisasi alur sungai, pembersihan sedimentasi, perbaikan tata ruang, reboisasi kawasan pegunungan. Termasuk, menghidupkan kembali danau-danau alami yang kini berubah menjadi permukiman.

BACA JUGA: Banjir Besar Lumpuhkan Pariwisata Aceh, 80 Persen Porak-poranda

Kabupaten Bandung

Banjir yang saban tahun merendam wilayah Kabupaten Bandung, menurut Dedi, tak bisa dilepaskan dari kerusakan kawasan hulu.

Ciwidey dan Pangalengan, dua wilayah yang dulu terkenal sejuk dan hijau, kini berubah bentuk lantaran ekspansi lahan sayur dan pembukaan kawasan wisata.

Dedi mengaku telah berkoordinasi dengan Bupati Bandung soal temuan alih fungsi lahan yang mempercepat aliran air ke dataran rendah.

“Saya ingatkan kepada pihak yang menebang pohon teh untuk diganti perkebunan sayur. Inilah dampak dari yang Saudara lakukan,” ujarnya.

“Pelaku perusakan seluas 160 hektare itu semoga segera ditahan.”

Selain lahan pertanian baru yang menjalar di lereng-lereng curam, Dedi juga menyoroti tumbuhnya bangunan permanen di kawasan wisata.

Banyak area resapan yang menghilang, digantikan vila dan toko suvenir. Di sepanjang bantaran sungai, permukiman warga tetap berdiri mengabaikan risiko, memperparah rendaman ketika debit naik.

Tiga Langkah Pemulihan

Pemdaprov Jabar menyiapkan tiga langkah besar untuk memulihkan bentang alam Kabupaten Bandung. Pertama, mengembalikan tata ruang ke fungsi alamnya.

Ruang hijau mesti diperbanyak, kata Dedi, meski langkah itu hampir pasti menimbulkan amarah dari pihak yang selama ini menikmati pemanfaatan ruang tanpa kendali.

Kedua, menghentikan alih fungsi lahan. Segala bentuk perubahan kebun teh atau hutan menjadi ladang kentang dan sayuran lain akan diberhentikan.

“Mereka yang mengalihfungsikan harus mengembalikannya menjadi perkebunan teh atau tanaman keras lainnya. Ini untuk menghentikan sedimentasi ke Sungai Citarum,” kata Dedi.

Ketiga, pembangunan bendungan di kawasan Kertasari. Proyek ini disebut sebagai salah satu solusi jangka panjang untuk meredam banjir sekaligus menata ulang keseimbangan air di wilayah tersebut.

Dedi menegaskan, pekerjaan besar ini hanya mungkin dilakukan jika seluruh pemerintah daerah saling bertaut: Pemkot Bandung, Pemkab Bandung, dan Pemprov Jawa Barat.

Sinergi itu, katanya, penting untuk memastikan tata ruang bisa kembali pada fungsi alaminya, termasuk memulihkan danau-danau kecil yang kini telah berubah menjadi deretan rumah dan kawasan bisnis. ***

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya