Ini Alasan Wisatawan Pilih Yogyakarta, Salah Satunya “Gak Digetok Parkir”
KLIKNUSAE.com – Yogyakarta seolah tak pernah kehilangan daya tariknya. Setiap musim libur, kota budaya ini kembali menjadi pilihan utama wisatawan dari berbagai daerah.
Bukan hanya karena ragam destinasi wisatanya yang lengkap. Mulai dari alam, wisata buatan, hingga museum, tetapi juga karena rasa nyaman yang dirasakan sejak pertama menginjakkan kaki.
Di sepanjang kawasan Malioboro, denyut wisata terasa hidup. Wisatawan lalu lalang, menikmati suasana, berbelanja, atau sekadar duduk menikmati angin sore.
Namun di balik keramaian itu, ada satu hal yang kerap disebut wisatawan sebagai alasan utama kembali ke Yogyakarta yakni rasa aman dan tenang.
Rina (30), wisatawan asal Jakarta, mengaku tak pernah khawatir soal pungutan liar atau praktik “getok parkir” yang kerap menghantui wisatawan di sejumlah daerah wisata lain.
“Kalau di Yogya, sepengalaman aku nggak ada preman di tempat-tempat wisata. Makanya, kita lebih memilih liburan di sini,” ujar Rina saat ditemui di kawasan Malioboro, Minggu, 28 Desember 2025.
Pengalaman serupa dirasakan Rian (35). Ia mengaku terkesan saat berbelanja di Pasar Tradisional Beringharjo.
Pasar legendaris yang menjadi pusat oleh-oleh khas Yogyakarta itu menurutnya memberi pengalaman belanja yang menyenangkan tanpa tekanan.
Harga yang bersahabat
“Tidak ada yang maksa-maksa beli. Masuk pasar itu rasanya santai,” kata Rian.
Ia juga memuji kualitas batik yang dijual para pedagang.
“Di sini itu batiknya bagus-bagus, lho. Satu hal lagi, para pedagangnya ramah saat menawarkan dagangannya,” ujarnya.
Tak hanya ramah, Yogyakarta juga dikenal bersahabat dari sisi harga. Kuliner yang beragam dan terjangkau menjadi daya tarik tersendiri, terutama bagi wisatawan keluarga.
“Bayangin dong, kita naik becak motor sudah muter-muter, dari alun-alun ke tempat kuliner, terus balik lagi ke Malioboro, cuma 10 ribu ongkosnya,” tambah Rian dengan senyum mengembang.
Menariknya, para pengemudi becak motor atau bentor tak sekadar mengantar. Banyak di antara mereka dengan sukarela menawarkan jasa tambahan. Seperti mengantar masuk ke kawasan Keraton Yogyakarta hanya untuk sekadar berfoto. Tanpa tarif, tanpa paksaan.
“Mereka nggak minta bayaran. Kita juga ngerti dong, sudah dianter keliling, ya kita kasih tip ke bapak tadi,” ungkap Rian.
Kenyamanan, keramahan, harga yang bersahabat, serta suasana kota yang humanis itulah yang membuat Yogyakarta bukan sekadar tujuan wisata.
Ia telah menjadi tempat untuk pulang lagi dan lagi. Di kota ini, wisata bukan hanya soal destinasi, tetapi tentang rasa aman dan hangat yang sulit ditemukan di tempat lain. ***



