Presiden Prabowo dan Panggilan Rakyat untuk Kembalinya Shin Tae-yong

Oleh: Adhi M Sasono,  Chief in Editor

Presiden Prabowo Subianto tampaknya menjadi sosok pemimpin yang tak hanya memimpin dengan kepala, tetapi juga dengan telinga dan hati.

Ia memahami benar bahwa dalam membangun bangsa, termasuk di ranah sepak bola, suara rakyat adalah kompas utama.

Maka tidak berlebihan jika muncul anggapan bahwa Prabowo ingin melihat Shin Tae-yong kembali menukangi tim nasional Indonesia.

Asumsi ini bukan tanpa dasar. Sejak awal kepemimpinannya, Prabowo menunjukkan bahwa rekonsiliasi adalah fondasi penting dalam setiap langkahnya.

Ia kerap menegaskan bahwa dendam hanya akan menghambat kemajuan bangsa. Prinsip itu tak hanya berlaku di dunia politik, tapi juga dalam olahraga, di mana sportivitas dan kejujuran adalah jiwa sejatinya.

BACA JUGA: Beda Kelas Kepelatihan Timnas Indonesia Shin Tae-yong vs Patrick Kluivert

Publik Indonesia pun tampak belum siap berpisah dengan sosok Shin Tae-yong. Dalam berbagai kanal media, dari podcast hingga forum daring.

Bahkan, dari pemberitaan arus utama hingga jagat media sosial, nama pelatih asal Korea Selatan itu masih terus menggema.

Bahkan di stadion, di tengah sorak-sorai penonton, chant “Shin Tae-yong!” masih bergema seperti lagu yang enggan berhenti diputar.

Presiden Prabowo tentu mendengar semua itu. Ia tahu bahwa rakyatnya mencintai sosok yang telah membawa harapan baru bagi sepak bola nasional.

Bersama Shin Tae-yong, Timnas Indonesia bukan hanya mencatat prestasi, tetapi juga menumbuhkan kebanggaan yang lama dinanti.

Dalam pandangan Prabowo, membangun kejayaan sepak bola Indonesia tak bisa hanya soal strategi lapangan, tapi juga soal semangat kebangsaan.

Jika rakyat percaya bahwa Shin Tae-yong adalah bagian dari perjalanan itu, maka mendengar suara rakyat berarti memberi ruang bagi sang pelatih untuk kembali melanjutkan kisahnya.

Karena pada akhirnya, seperti yang sering dikatakan Prabowo, “Kita semua ingin Indonesia menang.”

Dan mungkin, dalam konteks sepak bola, kemenangan itu dimulai dengan langkah rekonsiliasi—antara harapan rakyat dan keputusan sang pemimpin. ***

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya