Menpar Widiyanti: Tiga Tren Perjalanan Global yang Ubah Wajah Pariwisata Indonesia

KLIKNUSAE.com – Dunia pariwisata tengah bergerak menuju babak baru. Di tengah pulihnya perjalanan global pascapandemi, muncul tiga arus besar.

Dimana tiga arus besar ini  diyakini akan mengubah lanskap industri wisata dunia dan membuka peluang besar bagi Indonesia.

Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana mengurai ketiganya saat membuka Indonesia Tourism Outlook 2026. Event  yang digelar Forum Wartawan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Forwaparekraf) di Jakarta, Rabu, 29 Oktober 2025.

Ia menegaskan, pariwisata kini menjadi mesin pertumbuhan ekonomi global yang vital, sekaligus penggerak kesejahteraan sosial.

“Pada 2023, pariwisata menyumbang sekitar 10 persen terhadap PDB global dan menciptakan 330 juta lapangan kerja di seluruh dunia,” ujar Widiyanti.

Di Indonesia, menurut proyeksi Bank Mandiri, sektor ini berkontribusi 4,9 persen terhadap perekonomian nasional pada semester pertama 2025, dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 25,88 juta orang.

Namun, di balik angka-angka optimistis itu, Menpar Widiyanti mengingatkan adanya pergeseran tren global yang tengah berlangsung.

Pergeseran ini, katanya, akan menentukan arah baru bagi destinasi dan pelaku industri pariwisata Indonesia.

BACA JUGA: Kota yang Terus Menjaga Pesonanya, Bandung Catat Kunjungan Wisatawan 6,5 Juta Orang

Sumber wisatawan outbound

Tren pertama adalah perubahan sumber wisatawan outbound. Jika selama ini wisatawan dunia didominasi Amerika, Eropa, dan Asia Timur, kini muncul kekuatan baru.

Mereka berasal dari Amerika Selatan, Asia Selatan, Timur Tengah, hingga Indonesia sendiri.

Negara-negara ini diprediksi masuk ke daftar 15 besar pasar wisata dunia pada 2040.

“Kondisi ini menuntut kita menyesuaikan penawaran pariwisata agar relevan dengan segmen baru. Termasuk memperkuat pariwisata minat khusus,” tutur Widiyanti.

Salah satu sektor yang tumbuh cepat adalah pariwisata ramah Muslim.

Menurut data Crescent Rating, pada 2030 belanja wisatawan Muslim diperkirakan menembus 235 miliar dolar AS.

Dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki modal kuat untuk menjadi pemain utama di sektor ini.

Tren kedua menyangkut perubahan demografi wisatawan. Generasi Z dan milenial kini menjadi motor utama pertumbuhan pariwisata global.

Otentik dan inspiratif

Mereka mencari pengalaman otentik dan inspiratif, banyak di antaranya menemukan destinasi melalui media sosial dan kreator digital.

“Sebanyak 52 persen Gen Z rela membayar lebih untuk pengalaman yang bermakna,” ujar Widiyanti. Karena itu, ia menilai promosi pariwisata Indonesia harus lebih digital, personal, dan berbasis pengalaman.

Tren ketiga adalah pergeseran pola pemilihan destinasi. Wisatawan kini kian tertarik pada destinasi yang sebelumnya bukan “top of mind” atau sekadar tempat persinggahan.

Di Asia Tenggara, proporsi kunjungan ke destinasi alternatif ini diperkirakan naik dari 24 persen pada 2023 menjadi 30 persen pada 2030.

“Ini peluang bagi kita untuk mengemas ulang produk wisata, memadukan destinasi populer dengan titik-titik niche di sekitarnya,” kata Widiyanti.

Untuk merespons peluang itu, Kementerian Pariwisata menyiapkan sejumlah program unggulan seperti Pariwisata Naik Kelas, Event by Indonesia, Desa Wisata, Tourism 5.0, dan Gerakan Wisata Bersih.

Tahun depan, kementerian juga menambah fokus pada keselamatan wisata. Terutama di destinasi alam, dengan menggandeng Basarnas dalam pelatihan mitigasi bencana bagi pelaku wisata dan masyarakat lokal.

Menutup paparannya, Widiyanti menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor, termasuk peran media.

“Pariwisata Indonesia kini berada di titik strategis. Tren global berpihak pada kita, strategi kita sudah jelas. Ini momentum untuk membangun pariwisata yang berkelanjutan dan inklusif,” katanya.

Ia mengajak insan media untuk terus menyebarkan narasi positif tentang pariwisata Indonesia.

“Biarlah dunia mengenal negeri ini lewat keindahan alam, keramahan bangsa, dan kekayaan budayanya,” ujar Widiyanti.

Turut mendampingi Menpar, Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Martini M. Paham, Deputi Bidang Industri dan Investasi Rizki Handayani, serta Kepala Biro Komunikasi Indri Wahyu Susanti. ***

 

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya