Sekjen PHRI: Kehilangan Pasar Jadi Masalah Besar Pariwisata, Pekerja Lepas Paling Terdampak

KLIKNUSAE.com – Sekjen PHRI Maulana Yusran menegaskan bahwa tantangan utama sektor pariwisata saat ini adalah hilangnya pasar yang cukup besar.

Kondisi tersebut, menurutnya, memaksa pelaku usaha untuk melakukan efisiensi besar-besaran demi menjaga keberlangsungan operasional.

“Satu hal yang nanti tidak akan merasakan stimulus dari pemerintah adalah mereka pekerja lepas (daily worker). Ini karena pasar kita hilang, jadi kita tidak menyerap mereka,” ujar Yusran dalam acara Bincang Ekonomi di CNN Indonesia, Kamis 18 September 2025.

Ia menjelaskan, penurunan permintaan berimbas langsung terhadap pola kerja tenaga di sektor pariwisata, khususnya perhotelan dan restoran.

Para pekerja yang masih aktif nantinya hanya akan masuk sekitar dua minggu dalam satu bulan.

Selain itu, Yusran mengungkapkan adanya karakteristik unik di industri perhotelan dan restoran. Yakni,  adanya komponen uang servis yang menjadi bagian dari pendapatan karyawan.

BACA JUGA: Baru Mau Bangkit, Kini Sektor Pariwisata Dihajar Tarif PPN 12 Persen, Begini Protes PHRI

Uang servis tersebut dihitung dari tarif per kamar hotel.

“Karena okupansi drop, untuk semester ini kita baca dari BPS sudah minus 3,5 persen dibanding semester pertama 2024. Artinya, take home pay mereka dari uang servis juga sudah berkurang,” jelasnya.

Dengan situasi ini, Perhimpuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) berharap pemerintah bisa merumuskan langkah antisipatif.

Hal ini agar daya serap pasar pariwisata kembali pulih, sekaligus memastikan perlindungan bagi para pekerja.

“Dengan demikian, tenaga kerja ini benar-benar mendapatkan positif plus dari yang diberikan pemerintah,” tandas Yusran yang akrab disapa Alan. ***

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya