Empat Warga di Denpasar Barat Belum Ditemukan, Ini Dugaan Penyebab Banjir
KLIKNUSAE.com – Rabu pagi, 10 September 2025 di Jalan Sulawesi, Denpasar Barat, berubah jadi kepanikan.
Air dari Sungai Tukad Badung meluap deras, menghantam deretan ruko di kawasan itu. Dua bangunan, Taslim Textile dan New Centrum, jadi yang paling parah.
Dinding belakang ruko-ruko roboh, sebagian ambruk ke sungai. Gulungan kain tekstil hanyut terbawa arus.
Tokoh pariwisata Bali I Ketut Suabawa ketika dihubungi Kliknusae.com, pukul 15.40 WIB hari ini membenarkan beberapa sudut kota di Denpasar terdampak banjir.
“Ya betul, selama 20 tahun banjir kali ini yang terbesar dan merusak beberapa bangunan,” kata Suabawa–yang juga Ketua Umum DPP AHLI (Association of Hospitality Leaders Indonesia) ini.
Dikatakan Suawaba bahwa banjir ini tidak terlepas kondisi tutupan atau resapan air yang makin berkurang.
Hal ini disebabkan, makin banyaknya bangunan baru dan saluran baru sehingga ketika terjadi hujan besar, kontribusi air yang muncul juga semakin tinggi.
“Oleh sebab itu, perlu dipikirkan perbaikan infrastruktur. Termasuk pelebaran saluran air. Karena selama ini banyak dibangun trotoar, tetapi dibawahnya kecil, sehingga sering terjadi sumbatan,” lanjutnya.
Masih terkait dengan korban banjir di Kota Bali, dari enam orang yang semula dilaporkan hilang, dua berhasil ditemukan selamat di rumah sakit.
Jembatan Hampir Terendam
Empat lainnya masih lenyap tanpa kabar. Identitas mereka belum diungkap.
“Empat orang ini dari dua ruko, dua dari Taslim, dua dari New Centrum,” kata Kapolsek Denpasar Barat Kompol Laksmi Krisna Dewi, di lokasi kejadian seperti dikutip dari tadi siang.
Sementara itu, informasi hilangnya korban masuk ke Polsek sekitar pukul enam pagi. Tapi akses menuju lokasi sempat tertahan banjir di sejumlah ruas jalan Denpasar.
Sejak pukul tiga dinihari, kata Laksmi, jajaran Babinkamtibmas sudah diminta siaga.
“Arus air sangat deras, bahkan jembatan pun terlihat hampir terendam,” ujarnya.
Polisi mengimbau warga tetap di rumah bila tak ada kepentingan mendesak.
Sedangkan di lapangan, sembilan ruko lain di kiri-kanan jalan ikut terdampak. Pemilik ruko, Harman Asegaf, mengaku dinding belakang rukonya ambruk sekitar pukul 5.30 Wita.
“Mungkin karena pintu air terlambat dibuka,” katanya.
Hingga siang, dentuman bangunan yang runtuh masih terdengar. Sejumlah ruko miring ke arah sungai.
Puluhan polisi sibuk mengatur lalu lintas sekaligus mengevakuasi warga. ***