KLIKNUSAE.com  – Peringatan 80 tahun Provinsi Jawa Barat menjadi momentum untuk mengajak kampus turun tangan mengurai masalah klasik, sampah.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat menantang para akademisi, tak sekadar memberi ide di ruang seminar. Tetapi menghadirkan inovasi nyata yang bisa diimplementasikan di lapangan.

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, atau akrab disapa KDM, menyampaikan tantangan itu langsung di hadapan civitas academica Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam acara Indonesia Green Connect 2025 di Aula Timur ITB, belum lama ini.

“Saya tantang ITB bikin sistem pengelolaan energi dari sampah di kelurahan sekitar kampus. Biayanya akan kami tanggung,” kata KDM.

Ia mencontohkan keberhasilan daerah tempat tinggalnya yang mengubah kotoran hewan menjadi biogas. Hasilnya, warga tak lagi bergantung pada gas LPG.

Tak hanya kampus negeri, ajakan serupa dilayangkan kepada perguruan tinggi swasta.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Jabar Herman Suryatman menegaskan bahwa kolaborasi dengan perguruan tinggi adalah salah satu kunci mengurai persoalan sampah yang kian menggunung.

Volume sampah di Jabar, menurutnya, telah mencapai 29 ribu ton per hari.

Perguruan tinggi, kata Herman, bisa ikut membantu lewat program Kuliah Kerja Nyata (KKN).

Mahasiswa yang diterjunkan ke desa atau kelurahan diharapkan tak hanya memberi penyuluhan, tapi juga membantu masyarakat mengolah sampah dari hulu hingga hilir.

“Dalam perspektif budaya Sunda, kita hanya akan maju apabila ada kolaborasi, sinergi antarkomponen,” ujar Herman.

Sekda Herman memaparkan soal pengelolaan sampah tersebut di hadapan peserta Musyawarah Nasional Ke-VII Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) di Kampus Unikom, Bandung, pekan lalu.

Dengan tantangan dan ajakan ini, Pemprov Jabar berharap kampus tak hanya menjadi menara gading. Namun, juga motor perubahan yang mampu mengubah tumpukan sampah menjadi sumber daya berharga. ***