KLIKNUSAE.com – Pagi itu, Kamis 24 Juli 2025, Sekretaris Daerah Jawa Barat, Herman Suryatman menjejakkan kaki di halaman sekolah difabel atau Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) A Pajajaran, Bandung.

Ia datang untuk menepis kekhawatiran yang sempat mencuat, isu pengusiran siswa dari asrama.

“Tidak ada penggusuran,” kata Herman dengan nada tegas.

“Ini hanya soal komunikasi yang kurang lancar, sehingga terjadi kesalahpahaman,” sambungnya.

Isu itu mencuat setelah relokasi sementara sejumlah siswa dari asrama Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Griya Harapan Difabel (GHD) Cimahi menimbulkan kebingungan.

Namun menurut Herman, langkah tersebut merupakan bagian dari penataan fasilitas yang dilakukan pihak GHD, bukan pengusiran.

Herman menjelaskan, sebagian siswa tinggal mandiri.  Sementara sebagian lainnya tetap mendapat perhatian melalui fasilitas asrama yang difasilitasi Dinas Sosial Jawa Barat.

“Dinas tetap memenuhi kebutuhan hidup mereka,” ujarnya.

Dalam kunjungannya, Herman juga menyoroti kondisi fisik sekolah. Tahun ini, kata dia, SLBN A Pajajaran akan menjalani perbaikan ringan.

Adapun pembangunan gedung baru dua lantai dijadwalkan pada 2026. Proyek itu akan menggandakan jumlah ruang kelas dari delapan menjadi enam belas.

“Ini bagian dari komitmen kami untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bagi anak-anak difabel,” ujar Herman.

Ia juga mendorong pihak sekolah lebih aktif berkoordinasi dengan Dinas Sosial guna mencegah miskomunikasi serupa terulang.

“Komunikasi harus terjaga. Kita ingin pelayanan kepada siswa tetap prima,” kata dia.

Herman menekankan pentingnya pengawasan terhadap aktivitas pendidikan di SLBN A Pajajaran.

“Anak-anak di sini adalah generasi masa depan. Mereka butuh dukungan agar tumbuh menjadi pribadi yang membanggakan.”

Di tempat yang sama, Kepala SLBN A Pajajaran, Gun Gun Guntara, memastikan kegiatan belajar-mengajar tetap berlangsung normal.

“Alhamdulillah, tidak ada masalah berarti. Anak-anak tetap antusias belajar,” katanya. ***