Pendopo Kota Bandung Jadi Tempat Konservasi Anggrek, Hidupkan Kembali Kota Kembang
KLIKNUSAE.com – Sabtu pagi, 12 Juli 2025, Pendopo Kota Bandung tak hanya dihiasi ornamen klasik khas bangunan kolonial.
Di sudut-sudutnya, tangkai-tangkai anggrek menggantung tenang, sebagian masih kuncup, sebagian lagi mekar malu-malu.
Di tengah lanskap itu, Wali Kota Bandung Muhammad Farhan berdiri, menyampaikan mimpinya yakni menghidupkan kembali Bandung sebagai Kota Kembang.
“Ini bukan sekadar estetika. Tapi bagian dari identitas kota yang harus kita rawat bersama,” ungkapnya.
Farhan hadir dalam acara Konservasi Anggrek yang digagas Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) DPC Kota Bandung.
Menurutnya, langkah kecil seperti penanaman anggrek bisa memberi dampak besar.
Utamanya, bila dikelola dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan komunitas.
“Kekuatan Bandung justru terletak pada komunitas-komunitas yang tumbuh organik,” ujar mantan penyiar radio itu.
BACA JUGA: Ajang Lari el Run 2025 Bakal Meramaikan Jalanan Kota Bandung, Ini Link Pendaftarannya
Ruang Inklusif
Pendopo Kota Bandung, lanjut Farhan, adalah ruang inklusif tempat musisi tampil, pengajian digelar, hingga diskusi politik berlangsung.
Kini, anggrek turut hadir sebagai simbol hidupnya kolaborasi sipil di kota ini.
Sebagai bentuk dukungan, Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) telah membangun laboratorium tanaman anggrek di kawasan Cipadung.
Farhan menyebut upaya itu sebagai bagian dari ekosistem yang tengah dibangun untuk menopang kerja komunitas.
“Saya bermimpi anggrek ini bisa tumbuh menjadi gerakan besar. Tapi jangan dulu berpikir ekonomi. Jalani dulu sebagai hobi, sebagai cinta,” katanya.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Konservasi Anggrek PAI DPC Bandung, Fam Kiun Pat, menyebut penanaman anggrek di lingkungan Pendopo akan dilakukan bertahap.
Harapannya, ruang publik tersebut bisa menjadi titik tolak munculnya kembali kesadaran warga terhadap pentingnya pelestarian flora lokal.
“Ini awal dari kembalinya istilah Bandung Kota Kembang,” ujarnya.
Sedangkan,Ketua PAI DPC Bandung, Agung Prihanto, menyampaikan terima kasih atas ruang yang diberikan.
Ia berharap laboratorium anggrek di Cipadung bisa menjadi pusat edukasi, terutama bagi pelajar dan generasi muda.
“Kami siap mendukung dari sisi bibit hingga perawatan. Kami ingin anggrek ini tak hanya mempercantik kota. Tapi juga memperkaya kesadaran publik atas kekayaan flora kita,” kata Agung.
Konservasi anggrek, di mata mereka, bukan sekadar menjaga tanaman. Ia adalah perlawanan halus terhadap derap betonisasi kota.
Sebuah upaya memperkuat kembali akar Bandung sebagai kota yang pernah harum oleh kembang. ***