Pariwisata Masih Merintih, Usaha Hotel Bertahan di Tengah Kekosongan Agenda

KLIKNUSAE.com – Industri perhotelan belum benar-benar lepas dari masa-masa gelap. Memasuki semester II 2025, pelaku usaha hotel di Indonesia masih dihantui lesunya permintaan pasar.

Pemulihan yang sempat diharapkan, belum juga mengalir deras ke sektor ini.

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Maulana Yusran, menyebut semester pertama tahun ini sebagai periode yang berat.

“Banyak kegiatan besar dari pemerintah yang menghilang. Padahal sektor itu menjadi tulang punggung pasar MICE,” ujarnya, Selasa 29 Juli 2025.

Pelonggaran aktivitas pemerintah di hotel-hotel pada semester kedua, menurut Maulana, belum mampu mengerek tingkat hunian secara signifikan.

Ia menilai pelaksanaannya masih setengah hati dan berdampak minim terhadap okupansi.

Liburan sekolah pertengahan tahun juga tak memberi dorongan berarti.

“Ada peningkatan okupansi di akhir pekan, tapi secara mingguan tetap lebih rendah dibanding tahun lalu,” ungkapnya.

“Travel plan seharusnya disiapkan dua sampai tiga bulan sebelumnya, bukan mendadak,” sambung Yusran.

Tekanan itu terekam pula dalam turunnya penerimaan pajak daerah dari sektor hotel dan restoran.

Jika tren ini berlanjut, Maulana memperkirakan tekanan fiskal akan membayangi hingga tahun depan.

Mengganti Haluan, Menggarap Pasar Ritel

Sementara itu, di tengah pasar yang menyempit, PT Hotel Sahid Jaya International Tbk (SHID) memilih merombak strategi.

Segmen pemerintah dan MICE yang dulu menyumbang 72,5 persen dari pangsa pasar, kini dikurangi hingga tinggal 35,8 persen.

Sebagai gantinya, SHID memperbesar kontribusi segmen ritel, korporasi, komunitas, dan wisatawan individu.

“Semester pertama banyak pembatalan dari pemerintah. Tapi kami tutup dengan kontribusi yang cukup dari korporasi dan komunitas,” kata Presiden Direktur SHID, Hariyadi Sukamdani.

Untuk mengerek trafik, SHID mengandalkan kegiatan berbasis event, termasuk konser berskala terbatas.

Tahun ini, mereka menjadwalkan dua konser: tribute untuk Glenn Fredly dengan teknologi hologram, dan konser The Beatles oleh komunitas JBLUG.

Meski belum merilis laporan keuangan semester pertama, Hariyadi mengakui pendapatan dan tingkat hunian turun dibandingkan tahun lalu.

“Tapi tren mulai membaik. Fokus kami masih di renovasi kamar,” ujarnya.

SHID menargetkan pendapatan tahun ini sebesar Rp160 miliar, sedikit di atas realisasi 2024 sebesar Rp155,9 miliar.

Di tengah jalan panjang menuju pemulihan, PHRI berharap pemerintah kembali membuka kran kegiatan di hotel.

Menurut Maulana, denyut ekonomi lokal sangat bergantung pada belanja publik. “Mudah-mudahan meeting-meeting kembali digelar di hotel,” ucapnya. ***

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya