Kepala Daerah di Jawa Barat Mulai Longgarkan Larangan Study Tour
KLIKNUSAE.com – Kepala daerah di Jawa Barat mulai berani mengambil sikap. Setelah Wali Kota Bandung Muhammad Farhan membuka kembali keran kegiatan study tour. Kini giliran Wali Kota Cirebon Effendi Edo yang mengikuti langkah serupa.
Ia menilai kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi peserta didik, asalkan dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku.
“Study tour sah-sah saja dilakukan selama tetap memperhatikan rambu-rambu yang sudah ditetapkan. Kegiatan ini bisa menjadi sarana siswa untuk mengenal dunia luar, sekaligus mendapatkan pengalaman baru,” ujar Effendi di Cirebon, baru-baru ini.
Pernyataan Effendi Edo tersebut semakin memperkuat posisi sejumlah kepala daerah di Jawa Barat yang mulai berani mengambil kebijakan sendiri.
Khususnya terkait kegiatan luar sekolah, termasuk study tour.
Mereka menilai, larangan total terhadap kegiatan ini justru mengabaikan aspek edukatif dan sosial yang bisa didapat siswa.
Sikap ini berseberangan dengan pandangan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang sejak awal masa jabatannya bersikukuh menolak penyelenggaraan study tour.
Ia beralasan, kegiatan tersebut kerap membebani orang tua siswa secara ekonomi dan berpotensi menimbulkan ketimpangan sosial.
Dedi bahkan sempat mengeluarkan pernyataan tegas akan memberikan sanksi kepada kepala sekolah yang nekat menggelar study tour.
Pencopotan Jabatan
“Kalau masih ada kepala sekolah yang melanggar, bisa kita beri sanksi hingga pencopotan jabatan,” kata Dedi dalam beberapa kesempatan sebelumnya.
Namun, pernyataan tersebut menuai sorotan. Mengingat kewenangan pengelolaan pendidikan dasar dan menengah pertama berada di tangan pemerintah kabupaten dan kota. Bukan pemerintah provinsi.
Hal inilah yang menjadi celah hukum bagi para wali kota dan bupati untuk mengambil kebijakan berbeda.
Langkah Farhan dan Effendi Edo kini menjadi preseden penting dalam dinamika hubungan pusat dan daerah di sektor pendidikan.
Beberapa pengamat menilai, diperlukan dialog terbuka antar-pemangku kepentingan. Yakni, untuk merumuskan pedoman study tour yang tidak memberatkan namun tetap mendidik.
Sementara itu, sejumlah sekolah di Bandung dan Cirebon mulai menyusun agenda kegiatan luar kelas yang bersifat edukatif dan inklusif.
Beberapa di antaranya memilih lokasi kunjungan yang dekat dan terjangkau, demi memastikan semua siswa dapat ikut serta. ***