KDM Sebut, Bagaimana Bisa Menarik Wisatawan Kalau Jalan Situ Bagendit Rusak
KLIKNUSAE.com– Di bawah langit mendung yang menggantung di atas Situ Bagendit, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengkerutkan dahinya.
Ia terlihat sangat hati-hati menapaki jalan menuju ke kawasan Zona 3 Situ Bagendit di Desa Sukamukti, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Kamis 17 Juli 2025.
Rerumputan liar menyergap pinggir jalan, sementara air situ mengendap dalam diam, dibebani eceng gondok yang tumbuh tak terkendali.
Situ Bagendit, kata Dedi, menyimpan potensi besar. Tak hanya sebagai sumber daya air dan perikanan, tapi juga magnet wisata jika ditata dengan benar. Bahkan, akan dapat menjadi mesin ekonomi baru bagi warga Banyuresmi, Kabupaten Garut.
“Tapi bagaimana orang mau datang kalau akses jalannya rusak, kiri kanan ditumbuhi rumput tinggi?” ujarnya, separuh bertanya, separuh mengkritik.
Kondisi ini, menurut Dedi, tak bisa dibiarkan. Ia menggarisbawahi perlunya kerja kolektif antara pemerintah dan masyarakat.
Ia menyebut revitalisasi kawasan sebagai langkah mutlak. Mulai dari pengerukan sedimentasi dan pembersihan eceng gondok, pelebaran sungai. Hingga penataan ulang kios pedagang yang berserakan di tepian.
“Kalau pedagang mau dagangannya laku, situnya harus dikeruk, sungainya diperlebar, jalannya diperbaiki, rumputnya dibabat,” katanya.
Ia juga menyoroti bangunan liar di sekitar sungai yang menurutnya perlu direlokasi agar wajah kawasan tak semakin kumuh.
BACA JUGA: Ikon Baru Kerajinan Kulit Garut, Dilirik Fashion Dunia Menjadi Daya Tarik Wisata
Pesan Ekologis
Dedi tak berhenti pada tataran teknis. Ia menyelipkan pesan ekologis yang tak kalah penting.
Warga, katanya, harus belajar menyayangi alam dengan kesadaran, bukan karena disuruh.
“Jangan tunggu eceng gondok menumpuk baru dibersihkan. Kalau sudah keburu banyak, malah jadi repot. Rawatlah karena manfaatnya juga kembali untuk warga,” ucapnya.
Zona 3 Situ Bagendit sendiri menyimpan daya tarik tersendiri. Di tengah danau berdiri Masjid Apung Al-Munawaroh Musa Kartalegawa, dengan menara setinggi 32 meter.
Dari puncaknya, panorama situ dan lanskap Garut tampak terbentang luas.
Gubernur berharap semua pihak dapat bahu-membahu membenahi kawasan itu.
“Kalau tertata dan bersih, masyarakat juga yang merasakan manfaat ekonomi dan sosialnya,” kata Dedi.
Situ Bagendit, yang tak lekang dalam cerita rakyat, tampaknya kini membutuhkan narasi baru. Tentang kerja sama, pembenahan, dan cinta pada lingkungan. ***