KLIKNUSAE.com – Harga kamar hotel di Kota Bandung menjelang libur panjang Waisak 2025 tiba-tiba meledak. Membuat calon tamu tercengang tak percaya.

Harga kamar hotel di berbagai platform online travel agency  (OTA) tiba-tiba melambung hingga Rp5–7 juta per malam.

Padahal dalam kondisi normal (weekend) biasanya hanya berkisar Rp1–2 juta. Lonjakan fantastis ini terpantau pada Sabtu, 10 Mei 2025, memicu gelombang protes dari calon wisatawan yang kebingungan.

“Saya kaget, dan sok juga. Harganya tiba-tiba melambung tinggi. Uda gak masuk di akal. Akhirnya saya cari alternatif lain ke daerah Lembang. Kita memilih vila saja,” kata Rudi, warga asal Jakarta yang menghubungi Kliknusae.com, menanyakan perihal kenaikan room tersebut.

Sementara itu, Ketua Riung Priangan Arief Bonafianto membenarkan terjadinya fenomena ini.

Namun, ia menegaskan bahwa kenaikan harga bukan semata-mata panic pricing atau eksploitasi momen liburan.

“Ini strategi untuk menyiasati regulasi OTA,” kata Arief–yang juga Wakil Ketua BPD PHRI Jawa Barat ketika dihubungi Kliknusae.com, Minggu 11 Mei 2025.

BACA JUGA: Karyawan Sari Ater Springs Ciater Gelar Cross Country, Semarakkan HUT ke-51

Menurut Arief, platform pemesanan online seperti Traveloka, Agoda, atau Booking.com tidak mengizinkan hotel menutup opsi pemesanan.

Alhasil, ketika kuota kamar sudah penuh, satu-satunya cara agar tidak ada lagi pemesanan adalah dengan menaikkan harga hingga level absurd.

“Harganya sengaja dipasang tinggi supaya tidak ada yang klik,” ujarnya.

Ajaibnya, pada Minggu 11 Mei 2025, harga-harga itu kembali normal seolah tidak pernah terjadi apa-apa.

Tapi insiden ini menguak persoalan lama yaknu bagaimana aturan OTA justru memicu distorsi pasar.

Para pelaku industri menyebut ini sebagai “efek samping” sistem yang seharusnya memudahkan, tapi malah jadi bumerang di saat peak season.

Sementara itu, para wisatawan yang sempat panik kini bisa sedikit lega—meski mungkin masih menyisakan tanya: Lain kali, harus booking lebih awal atau siap-siap kantong jebol? ***