Lembur Katumbiri Diresmikan, Warna-Warni Baru dari Bandung yang Penuh Cerita

KLIKNUSAE.com – Lembur Katumbiri diresmikan. Langit Dago yang cerah  pagi itu, seakan ikut menyambut lahirnya sebuah harapan baru dari jantung Kota Bandung tersebut.

Wali Kota Bandung Muhammad Farhan tampak tersenyum lebar saat meresmikan kawasan wisata tematik ini di RW 12, Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong.

Bukan sekadar tempat swafoto atau mural warna-warni. Lembur Katumbiri adalah bentuk nyata dari kolaborasi, yakni antara dinas, komunitas, hingga para seniman.

Hasilnya? Sebuah kampung yang tidak hanya cantik secara visual, tetapi juga kaya makna dan identitas lokal.

“Bandung sekarang sedang bergerak ke arah baru. Pembangunan bukan cuma urusan infrastruktur. Seni, budaya, dan kebersamaan warga kini ikut membentuk wajah kota,” ujar Farhan dalam sambutannya.

Ia memuji keterlibatan lintas sektor, bahkan menyebut mural sebagai media narasi yang kuat dan penuh daya pengaruh.

Program besar bertajuk “Bandung Punya Cerita” pun akan segera diluncurkan.

Mulai Agustus hingga Hari Jadi Kota Bandung (HJKB) September mendatang, kota ini akan dihiasi oleh dokumentasi sejarah, cerita rakyat, hingga mural naratif.

Dimana kebijakan ini bagian dari upaya menjadikan Bandung lebih dari sekadar destinasi lewat, melainkan kota penuh kenangan.

“Kita ingin dinding-dinding ini bicara. Seperti di Leiden, Belanda, yang punya puisi Khairil Anwar di tembok kotanya. Kita pun bisa,” tambah Farhan dengan semangat.

Namun tak hanya bicara estetika, Farhan juga menekankan pentingnya keteraturan.

BACA JUGA: Wali Kota Bandung Farhan Janjikan Volume Event Diperbanyak, Agar Dongkrak Okupansi Hotel

Penataan PKL

Penataan PKL dan parkir liar menjadi agenda penting untuk menjaga kenyamanan kawasan. Lembur Katumbiri diharapkan bisa menjadi contoh: rapi, inklusif, edukatif.

Sementara itu, Kepala Dinas SDA dan Bina Marga, Didi Ruswandi, mengungkapkan bahwa kawasan ini dulunya dikenal sebagai “Kampung Pelangi 200” yang sempat viral pada 2020.

Kini, wajah barunya hadir lewat 347 rumah yang dicat ulang menggunakan 504 galon cat, dengan melibatkan 150 personel dan anggaran Rp190 juta.

Dan tak berhenti di situ. Lembur Katumbiri juga mempersembahkan konservasi ikan endemik, urban farming, serta pasar mingguan, hasil kolaborasi apik dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP).

Semua berangkat dari semangat warga untuk menjadikan kampung mereka lebih hidup, lebih bermakna.

Nama “Katumbiri” sendiri, yang berarti pelangi dalam bahasa Sunda, dipilih langsung oleh warga.

Bukan hanya sekadar nama, tapi simbol harapan, keberagaman, dan rasa kultural yang dalam.

Acara peresmian ditutup hangat dengan doa bersama dan peninjauan mural oleh Wali Kota.

Antusiasme warga tampak jelas, senyum, kamera, dan langkah-langkah penuh kebanggaan mengisi lorong-lorong warna-warni.

Lembur Katumbiri bukan hanya destinasi baru, tapi juga cermin cerita Bandung yang terus berwarna. ***

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya