Bersih-bersih Pantai Pede, Gerakan Wisata Ramah Lingkungan di Labuan Bajo
KLIKNUSAE.com – Ribuan pasang tangan memunguti sampah di bibir Pantai Pede dan kawasan Marina Waterfront, Sabtu pagi, 12 April 2025.
Aksi bersih-bersih itu bukan sekadar rutinitas seremonial, melainkan bagian dari kampanye besar bertajuk Gerakan Wisata Bersih (GWB).
Sebanyak 2.000 orang terlibat, dari pejabat kementerian hingga warga setempat, dan lebih dari satu ton sampah—tepatnya 1.080,6 kilogram—berhasil dikumpulkan hanya dalam sehari.
Gerakan ini diinisiasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bersama Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat.
Termasuk, keterlibatan PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC), dan Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF).
Tujuannya jelas, menciptakan destinasi yang bersih, aman, dan berkelanjutan. Bukan sekadar elok di brosur, tapi juga layak dikunjungi dalam kenyataan.
Sementara itu, Wakil Menteri Pariwisata, Ni Luh Puspa, yang turun langsung dalam kegiatan itu, menyebut GWB sebagai bagian dari lima program prioritas Kemenparekraf.
“Ini gerakan kolektif. Kita ingin Indonesia menjadi destinasi kelas dunia, bukan hanya karena alam dan budaya, tapi juga karena bersih dan sehat,” kata Puspa di tepi pelabuhan Marina Waterfront.
Angka-angka menunjukkan ironi. Meski peringkat Indonesia dalam indeks pengembangan pariwisata dunia (Travel and Tourism Development Index/TTDI) naik dari posisi 32 ke 22 pada 2024.
BACA JUGA: Qatar Investasi Hotel di Labuan Bajo, Segini Nilainya
Health and hygiene
Namun, skor untuk aspek kesehatan dan kebersihan (health and hygiene) justru turun, yakni dari peringkat 89 ke 82.
Pada level Asia, posisi Indonesia pun masih di bawah rata-rata.
Karena itu, Labuan Bajo dipilih sebagai titik mula. Simbol sekaligus laboratorium.
“Kami ingin menyampaikan pesan: persoalan sampah tidak bisa lagi dianggap remeh,” ujar Puspa.
Tak hanya mengandalkan aksi bersih-bersih, program ini juga menyentuh akar masalah. Diantaranta, edukasi masyarakat, penyediaan fasilitas pendukung. Seperti tempat sampah ramah lingkungan, serta kolaborasi lintas sektor.
Sedangkan, Direktur Utama ITDC, Ari Respati, menyebut keterlibatan institusinya dalam program ini sebagai kehormatan sekaligus tanggung jawab.
“Ini bukan kerja sekali lewat. Kami ingin ikut serta dalam tata kelola sampah secara menyeluruh di kawasan wisata,” ujarnya.
ITDC, katanya, tengah menyiapkan sistem pengelolaan sampah terpadu di sejumlah destinasi.
Nada serupa datang dari Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi. Ia berharap budaya bersih bisa tumbuh sebagai kesadaran kolektif warga dan pelaku wisata.
“Kalau mau orang betah datang, ya harus mulai dari lingkungan yang bersih,” katanya lugas saat berada di Pantai Pede.
Gerakan Wisata Bersih bukan tujuan akhir, melainkan langkah awal.
“Ini gerakan bersama, bukan kerja satu hari. Harus simultan, berkelanjutan, dan terus kita kawal,” pungkas Wamenpar Puspa. ***