Peserta Munas XVIII 2025 PHRI Lakukan Kunjungan ke IWM TSI, Melihat Proses Pengolahan Sampah

KLIKNUSAE.com – Para peserta Munas XVIII 2025 PHRI melakukan kunjungan ke fasilitas Integrated Waste Management (IWM) di Taman Safari Indonesia (TSI), Cisarua, Bogor, Senin, 10 Februari 2025.

Kunjungan ini bertujuan untuk mempelajari sistem pengelolaan sampah terpadu yang diterapkan di salah satu destinasi wisata konservasi terbesar di Indonesia tersebut.

Dalam kunjungan ini, peserta Musyawarah Nasional (Munas) XVIII 2025 Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) disambut oleh tim manajemen TSI yang menjelaskan secara rinci. Khususnya,  konsep pengelolaan sampah ramah lingkungan yang diterapkan.

Sistem IWM di Taman Safari mencakup proses pemilahan sampah, daur ulang, komposting, dan pemanfaatan limbah organik menjadi sumber energi alternatif.

Salah satu hal yang menarik perhatian peserta adalah bagaimana Taman Safari berhasil mengolah sampah organik dari sisa pakan hewan dan restoran menjadi pupuk kompos berkualitas tinggi.

Selain itu, limbah plastik dan anorganik dikelola melalui sistem daur ulang yang berkontribusi pada pengurangan pencemaran lingkungan di kawasan wisata.

Peserta Munas XVIII 2025 PHRI saat mendengarkan penjelesan dari Integrated Waste Management (IWM) di Taman Safari Indonesia (TSI), Cisarua, terkait pengolahan sampah, Senin 10 Februari 2025. (Foto: Kliknusae.com/Adhi)

Sementara itu, Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani berharap IWM Taman Safari Bogor bisa menjadi proyek percontohan pengelolaan limbah industri wisata.

“Jadi harapan kami, dengan berjalannya integrated waste management di TSI ini, maka bisa kita replika di tempat lain atau kota lain,” katanya.

Menurut dia, ketika sistem tersebut bisa diadopsi seluruh hotel dan restoran, secara tidak langsung  dapat membantu masyarakat di sekelilingnya.

Yakni,  untuk bisa mengelola sampah rumah tangga, khususnya makanan.

Di tempat yang sama, Suharto dari manegement IWM) menjelaskan bahwa sentra pengolahan limbah dipusatkan pada pintu keluar Taman Safari Bogor.

Dimana,  lokasinya tak jauh dari titik transit penampungan sampah anorganik dan organik.

Melalui pengolahan sampah organik, lanjut Suharto, Taman Safari juga berhasil memanen maggot (belatung) sebagai sumber protein pakan ikan.

BACA JUGA: PHRI Jawa Barat Minta Pemerintah Segera Tertibkan Apartemen dan Kost-kostan

Pupuk Kasgot

Sedangkan hasil lainnya adalah pupuk kasgot atau bekas maggot. Ia menargetkan, sistem itu menghasilkan maggot seberat satu ton per harinya.

Menurut Suharto manfaat budi daya maggot itu beragam, seperti mendekomposisi sampah organik.

Sehingga, sampah-sampah organik yang biasanya berbau dan dibuang begitu saja, kini dapat dimanfaatkan.

Maggot sebagai pakan ikan yang dihasilkan dari proses pengolahan sampah yang dilakukan oleh Integrated Waste Management, TSI, Bogor. (Foto: Kliknusae.com/Adhi)

“Manfaat lainnya adalah sampah yang didekomposisi maggot (kasgot) dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Padahal, jika dengan proses dekomposisi biasa atau bukan dengan maggot, prosesnya cukup lama,” katanya.

Dari catatan yang ada, volume pengolahan sampah dari tahun 2023 hingga sekarang mencapai 1.691 truk, 961 pick up car dengan total produkl sampah sebanyak 4.231 ton.

Kunjungan ini juga menjadi ajang diskusi mengenai strategi keberlanjutan dalam pengelolaan sampah di berbagai sektor. Termasuk di destinasi wisata lainnya.

Oleh sebab itu, para peserta berharap konsep Integrated Waste Management dapat diterapkan secara lebih luas.

Utamanya, dalam upaya untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan hijau di Indonesia.

Acara ditutup dengan  penyerahan cendera mata dari pihak Taman Safari kepada para peserta Munas XVIII PHRI 2025 sebagai bentuk dukungan terhadap upaya pelestarian lingkungan. ***

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya