Piazza Firenze Garut, Tidak Saja Jadi Destinasi Wisata Baru, Tapi Pusat Produk Kulit Berkualitas
- Rabu, 15 Januari 2025 21:32 WIB
- Adhi
KLIKNUSAE.com – Kota Garut kini memiliki destinasi baru yang menawarkan pengalaman unik bernuansa Italia, Piazza Firenze Garut.
Berlokasi strategis di jantung kota, tempat ini menjadi pusat gaya hidup modern yang menggabungkan seni, budaya, dan industri kulit khas Garut berkualitas dunia.
Sementara itu, acara grand opening Piazza Firenze Garut yang berlangsung, pada Rabu, 15 Januari 2025 berlangsung meriah dengan dihadiri oleh sejumlah pejabat daerah, tokoh nasional, dan warga Garut.
Mereka yang hadir adalah Panglima TNI Agus Subiyanto, Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana, Wakil Menteri Koperasi Ferry Joko Juliantono.
Kemudian juga haddir Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Dadang Arif Abdurahman, Bupati Garut Rudy Gunawan.
Disamping itu juga hadir tokoh pariwisata seperti Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Jawa Barat Herman Muchtar, Ketua PHRI Jawa Barat Dodi Ahmad Sofiandi dan Ketua I Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI) Jawa Barat Herrie Hermanies Soewarma.
Ada juga tokoh-tokoh nasional lainnya, seperti mantan Deputi Bank Indonesia Miranda Gultom, serta para duta besar untuk Indonesia.
Puncak acara dimeriahkan dengan pertunjukan tarian tradisional, dan parade kostum khas bernuansakan khas Garut (jaket kulit.
Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana mengatakan dirinya sangat mengapresiasi atas inisiatif membangun kawasan pusat pemasaran produk kulit ini yang akan menjadi daya tarik wisata.
Mendongkrak Kunjungan Wisatawan
“Hari ini saya berbahagia karena bisa bersama-sama menyaksikan peresmian Piazza Firenze. Tempat ini bisa menjadi wisata baru untuk memperkuat promosi atau mengembangkan produk kulit Garut,” kata Widi.
Ia pun berharap keberadaan Piazza Firenze bisa mendongkrak kunjungan wisatawan ke Kabupaten Garut. Sekaligus memberikan dampak perekonomian kepada masyarakat sekitar.
Sedangkan Piazza Firenze sendiri berdiri tidak terlepas dari sinergitas antara Yayasan Poppy Dharsono, Korem 62 Tarumanagara, dan Spinindo Group.
BACA JUGA: Pelapis Jok Kursi Lion Air Group Dibeli dari UMKM Garut
Menurut Poppy Dharsono kehadiran Piazza Firenze merupakan awal menuju Kota Garut sebagai pusat pengembangan kulit berkualitas tinggi.
“Untuk itu kami akan terus menumbuhkan produk kulit berkualitas yang bisa masuk pasar dunia, sekaligus mendorong pengembangan pariwisata Garut. Dengan demikian, pada akhirnya akan pula menciptakan lapangan pekerjaan baru,” ungkapnya.
Ditempat yang sama, Vice President Commissioner Spinindo Group Haryadi B Sukamdani menyatakan bahwa pihaknya akan berkomitmen penuh untuk mendukung Yayasan Poppy Dharsono dalam mengembangkan produk kulit berkualitas.
“Dan saya yang juga sebagai Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), bersama kami disini ada Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Jawa Barat pak Herman Muchtar dan Ketua PHRI Jabar Pak Dodi Ahmad Sofiandi, akan bersama-sama mendukung Bu Poppy,” ujar Haryadi.
Alat Pengolaan Limbah Kulit
Sementara, Wakil Menteri Koperasi Ferry Joko Juliantono mengemukakan keberadaan gedung Piazza Firenze Garut yang merupakan wadah branding produk kulit khas Garut, bukan sekadar untuk mengembangkan bisnis.
Tapi bisa juga untuk mengembangkan community development-nya, pemberdayaan masyarakat dan yang lainnya.
“Untuk itu, saya atas nama Kementerian Koperasi ingin membantu alat pengelolaan limbah di industri kulit ini. Karena isu internasional saat ini adalah masalah limbah,” kata kata Julianto.
“Oleh sebab itu, supaya produk kulit kita bisa di terima masyarakat internasional, masalah pengelolaan limbah ini menjadi sangat penting,” sambungnya.
Wamenkop yakin dengan adanya tempat seperti ini, maka para pelaku koperasi di Garut akan semakin terdorong untuk berinovasi.
Termasuk, upaya untuk meningkatkan kualitas produknya, sehingga, mereka dapat bersaing di pasar yang lebih luas.
Dijelaskan Juliantono bahwa dari total 70 ribu ton produk kulit nasional, 25 persen merupakan produk dari Garut.
Dimana, didalamnya, ada sekitar 284 industri penyamakan kulit. Dan 380 industri non penyamakan (koperasi-koperasi), serta melibatkan lebih dari 1 juta orang yang bekerja di industri kulit di Garut ini. ***