Gara-gara Tak Aman, Hotel di Thailand Kehilangan 30 Persen Okupansi, Turis China Batalkan Kunjungan
KLIKNUSAE.com – Gara-gara tak aman, Tahun Baru Imlek 2025 yang seharusnya menjadi momen emas bagi industri pariwisata Thailand kini berubah menjadi mimpi buruk.
Hotel-hotel di Bangkok hingga Phuket mendadak lengang. Maskapai penerbangan mencatat penurunan tajam pemesanan tiket.
Semua bermula dari kabar hilangnya seorang aktor China, Wang Xing, yang mengguncang kepercayaan turis China terhadap Negeri Gajah Putih.
Aktor Hilang, Kepercayaan Luntur
Kisah dramatis hilangnya Wang Xing mencuatkan kekhawatiran serius. Aktor itu dilaporkan lenyap setelah tiba di Bangkok dan menuju perbatasan Thailand-Myanmar.
Meski akhirnya ditemukan di Myanmar dan dipulangkan ke Thailand, kasus ini membuka luka lama. Yakni, rasa tidak aman yang dirasakan wisatawan China.
“Meskipun Wang telah ditemukan, insiden ini berdampak besar terhadap kepercayaan wisatawan China,” ujar Jirayu Huangsub, juru bicara pemerintah Thailand, sebagaimana dikutip Bangkok Post, Rabu, 15 Januari 2025.
Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra pun bergerak cepat. Ia memerintahkan Kementerian Pariwisata dan Olahraga meluncurkan kampanye pemulihan kepercayaan, diiringi langkah pengamanan lebih ketat.
Efek Domino di Industri Pariwisata
Dampak dari insiden ini langsung terasa di sektor perhotelan. Prachoom Tantiprasertsuk, Ketua Pemasaran Asosiasi Hotel Thailand (THA), mengungkapkan pembatalan pemesanan mulai membanjiri hotel-hotel di Bangkok.
Terutama, kelompok tur yang selama ini menjadi tulang punggung kedatangan wisatawan China.
“Pembatalan lebih banyak terjadi pada grup tur. Hal ini karena agen perjalanan masih memiliki fleksibilitas untuk membatalkan pesanan hotel dan tiket pesawat. Ini berbeda dengan wisatawan independen,” kata Prachoom.
BACA JUGA: Polisi Jaga Ketat Perayaan ‘Tahun Baru Imlek’ di Thailand
Nasib Maskapai
Maskapai penerbangan pun bernasib serupa. Thai Lion Air dan Thai AirAsia mencatat penurunan signifikan dalam pemesanan tiket dari turis China.
Nuntaporn Komonsittivate, Kepala Komersial Thai Lion Air, menyebutkan sejumlah penerbangan charter ke Phuket yang direncanakan operator tur mendadak dibatalkan.
“Permintaan anjlok. Banyak operator memutuskan tidak melanjutkan penerbangan charter,” ujarnya.
Thailand Menata Ulang Strategi
Guncangan ini membuat pemerintah Thailand berpacu dengan waktu. Menjelang minggu terakhir Januari, puncak perayaan Tahun Baru Imlek, pemerintah melancarkan berbagai langkah darurat.
Polisi pariwisata diperbanyak di kawasan rawan, sementara pihak keamanan dituntut memperketat pengawasan terhadap jaringan kriminal lintas negara.
“Perdana Menteri memerintahkan Kementerian Ekonomi Digital untuk menangkal berita palsu dan bekerja sama dengan otoritas China,” kata Jirayu. Langkah ini diharapkan bisa meredakan ketakutan wisatawan.
Dampak Ekonomi yang Mengintai
Namun, kerugian sudah di depan mata. Diperkirakan, jumlah wisatawan China selama Imlek tahun ini akan turun 20-30 persen dibanding tahun lalu.
Hal ini menjadi pukulan telak bagi pelaku industri yang selama ini menggantungkan pendapatan pada liburan besar Asia Timur itu.
“Kami berharap pemerintah dapat segera memulihkan rasa aman, agar wisatawan tidak ragu kembali ke Thailand,” kata seorang pemilik hotel di Bangkok yang enggan disebutkan namanya.
Thailand, negara yang selama ini dikenal ramah bagi turis, kini menghadapi tantangan besar untuk membuktikan kembali jati dirinya.
Seiring waktu yang terus berdetak menuju Tahun Baru Imlek, mampukah Negeri Gajah Putih mengembalikan senyum para turis China?
Semua mata kini tertuju pada langkah pemerintah dan upaya industri pariwisata untuk bangkit dari krisis, gara-gara tak aman. ***