Perilaku Generasi Z, Katanya Kreatif, Lamar Kerjaan Minta Bantuan Orangtua
- Rabu, 18 Desember 2024 07:58 WIB
- Adhi
KLIKNUSAE.com – Generasi Z, generasi yang dikenal kreatif, canggih, dan sangat akrab dengan teknologi, nyatanya masih bergantung pada peran orangtua.
Ketergantunagn tersebut menyelimuti banyak aspek dalam kehidupan. Salah satunya, yang cukup mengagetkan, adalah urusan mencari pekerjaan.
Survei ResumeTemplates.com pada April 2024 yang melibatkan 1.428 responden Gen Z berusia 18-27 tahun di Amerika Serikat mengungkapkan fakta menarik.
Dimana, 60 persen dari mereka mengaku meminta bantuan orangtua untuk mencarikan pekerjaan.
Orangtua pun tak sekadar memberi saran. Mereka turun tangan langsung dengan cara:
– 70 persen memanfaatkan sumber daya daring,
– 53 persen menggunakan koneksi pribadi,
– 31 persen mengandalkan jaringan profesional, dan
– 23 persen memanfaatkan bursa karier.
Tak berhenti di situ, hampir 1 dari 10 responden bahkan meminta orangtua untuk menggantikan peran mereka dalam panggilan penyaringan oleh sumber daya manusia (SDM) perusahaan.
BACA JUGA: Hermawan Kertajaya Berikan Tips Mensikapi Perubahan Pola Wisata Gen Z
“Mom, Tolong Angkat Telepon HRD”
Sebanyak 13 persen dari Gen Z yang meminta bantuan (atau 9 persen dari total responden) mengakui orangtua mereka mengambil alih panggilan dari perusahaan. Alasan di baliknya?
– 48 persen merasa orangtua lebih pandai berkomunikasi,
– 38 persen tidak tahu cara bicara dengan manajer perekrutan,
– 33 persen mengaku kurang termotivasi, dan
– 31 persen merasa proses itu berdampak negatif pada kesehatan mental mereka.
Orangtua Jadi “Pelamar Bayangan”
Keterlibatan orangtua semakin terlihat ketika 1 dari 6 orangtua diketahui langsung mengirimkan lamaran pekerjaan untuk anak mereka.
Dari keseluruhan sampel, 24 persen dari mereka yang minta bantuan (atau 17 persen dari total responden) mengaku orangtua mereka menyelesaikan dan mengirimkan lamaran atas nama mereka.
Alasan di baliknya cukup mencengangkan:
– 46 persen yakin orangtua bisa melakukannya lebih baik,
– 34 persen bingung berkomunikasi dengan manajer perekrutan,
– 32 persen merasa kurang motivasi, dan
– 22 persen mengalami masalah kesehatan mental.
Email dari Orangtua?
Lebih jauh, sebanyak 36 persen responden juga melibatkan orangtua dalam proses komunikasi dengan manajer perekrutan. Bantuan itu berupa:
– 28 persen meminta bantuan untuk mengedit pesan,
– 21 persen meminta orangtua menulis pesan dari awal, dan
– 20 persen membiarkan orangtua berkomunikasi langsung atas nama mereka.
Alasannya cukup beragam:
– 45 persen lebih percaya pada kemampuan komunikasi orangtua,
– 30 persen tak tahu cara menulis email profesional,
– 26 persen mengaku malas,
– 19 persen bingung memformat pesan, dan
– 19 persen merasa mental mereka terganggu akibat tekanan.
Fenomena “Orangtua Turbo”
Kondisi ini mencerminkan fenomena “orangtua turbo”—sebutan bagi orangtua yang terlalu aktif membantu anaknya hingga melampaui batas kewajaran.
Di satu sisi, keterlibatan orangtua mungkin dimaksudkan untuk meringankan beban mental anak.
Namun di sisi lain, fenomena ini memunculkan pertanyaan: apakah generasi Z benar-benar siap menghadapi dunia kerja?
Ketergantungan ini perlu dicermati. Sebab, bagaimanapun, kemandirian dan kemampuan menghadapi tantangan adalah modal utama dalam membangun karier yang tangguh di tengah kompetisi yang semakin sengit. ***