290 Ribu Warga Kota Bandung Golput, Bagaimana dengan Pilwakot Nanti?
KLIKNUSAE.com – Sekitar 290 ribu warga Kota Bandung, Jawa Barat pada pelaksanaan pemilihan legeslatif dan presiden (Pileg/Pilpres) Februari 2024 lalu tidak menyalurkan hak suaranya (golput).
Tingkat paritisipasi politik ini bisa menjadi “ancaman” pada pemilihan wali kota mendatang, jika tidak gencar dilakukan sosialisasi.
“Angka 15 persen ini cukup tinggi. Oleh sebab itu, kami terus berusaha untuk melakukan sosialiasi agar masyarakat Kota Bandung, bisa menggunakan hak pilihnya pada pemilihan Wali Kota mendatang,” kata Apep Insan Farid, Kabid Ketahanan Ekonomi, Seni Budaya, Agama dan Kemasyarakatan Kesbangpol Kota Bandung, Rabu 16 Oktober 2024.
BACA JUGA: Sejak Bandara Husein Sastranegara Ditutup, Hotel di Kota Bandung Kehilangan 12 Persen Tamu Luar
Hal itu disampaikan Apep dalam kegiatan safari organisasi kemasyarakatan yang berlangsung di sekretariat JBN di Teras Sangkuriang Lt. 2 No. 39 Bandara Husein Sastranegara, Jalan Pajajaran No. 108 Kota Bandung.
Menurut Apep, tingkat partisipasi politik per Februari 2024 lalu (Pileg & Pilpres) tercatat 85% dari Daftar Pemilih Tetep (DPT), yakni sebanyak 1.873.000 orang. Dimana, jumlah penduduk Kota Bandung saat ini sekitar 2,5 juta orang.
Tingkat Partisipasi Politik
“Kami perkirakan pada Pilkada pada 17 November 2024 mendatang ada penambahan sekitar 20.000-an DPT,” jelas Apep.
Oleh sebab itu, ia berharap tingkat partisipasi politik masyarakat pada pilkada mendatang bisa lebih meningkat lagi, lebih dari 85%.
BACA JUGA: Daerah Yang Tak Ikut Pilkada Tetap Berikan Uang Lembur Kerja
“Ini menjadi tugas kita bersama. Termasuk, peran insan pers seperti Jurnalis Bela Negara (JBN). Ini amatlah strategis dalam hal meningkatkan kualitas demokrasi kita,” ungkap Apep.
Untuk menekan angka Golput pada pemilihan walikota mendatang, lanjut Apep, pihaknya sedang menyiapkan berbagai formula.
Termasuk mengadakan sosialiasi di sekolah-sekolah, dan komunitas yang dianggap rawan dalam hal partisipasi politik di pilkada.
Salah satu tokoh, sekaligus panitia pertama pelaksanaan Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955, Abah Landoeng (99) menyambut baik kegiatan ini.
Menurutnya, kegiatan yang diinisiasi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Bandung ini bisa menjadi rule model dimana akan datang. Utamanya, dalam memberikan pemahaman terhadap kebangsaan.
“Bagi para insan pers, menjadi penting menjaga negeri ini dari distorsi informasi (hoax). Saya yakin insan pers JBN diminta maupun tidak, akan berusaha meredam tersebarnya berita hoax. Pokoknya otomatis sajian beritanya antihoax,” pesannya. ***