Pembangunan Convention Hall Terwujud, Exhibition Dunia Masuk ke Jawa Barat

KLIKNUSAE.com – Henry Husada, Dewan Pertimbangan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Barat mengapresiasi pemerintah daerah untuk mendorong terwujudnya pembangunan convention hall.

Langkah ini dianggap akan mempercepat perkembangan dan kemajuan sektor pariwisata di Provinsi Jawa Barat.

“Tentu saja keberadaan convention hall ini memiliki dampak yang signifikan untuk pertumbuhan ekonomi masyarakat. Selain itu juga akan membuka pintu bagi para vendor exhibition kelas dunia untuk melaksanakan event di Jawa Barat,” kata Henry ketika dihubungi Kliknusae.com, Rabu 12 Juni 2024.

Menurut Henry—yang juga “Bapak UMKM Jawa Barat” ini, convention hall yang bisa menampung 20 ribu lebih orang sangat dibutuhkan bagi provinsi yang berpenduduk 50 juta orang lebih ini.

BACA JUGA: Pelaku Pariwisata Jawa Barat TantangPemda Bangun Convention Hall, Ini Jawaban Sekda

Terlebih dengan telah adanya bandara internasional Kertajati, di Majalengka, maka keberadaan gedung MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) berskala besar menjadi sebuah kebutuhan.

“Selama ini event-event besar, masih banyak digelar di Jakarta dan Bali. Karena di sana fasilitas convention hall-nya cukup memadai,” kata Henry.

Disamping untuk kebutuhan pameran atau exhibition, keberadaan convention hall berstandar internasional bisa menarik banyak konser music dunia.

Ditambahkan Henry, banyak para promotor musik dunia yang tertarik untuk menggelar event musik dunia di Jawa Barat.

BACA JUGA: Dibalik Sukses Konser iKON, Ada Peran Besar Jojo Event, Minat ke Indonesia?

Promotor Jojo Event

Salah satunya yang pernah menyampaikan keinginan itu adalah Tan Sri Syed Mohd Yusof Tun Syed Nasir. Atau lebih dikenal dengan julukan Tan Sri Jojo, Promotor Jojo Event.

Seperti diketahui, belum lama ini Jojo sukses menggelar konser Akbar iKON Korea bertema 2023 iKON World Tour Take Off!. Acaranya, berlangsungdi Axiata Arena Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia.

“Jojo pernah berbicara dengan saya, ia tertarik bisa membawa konser musik dunia ke Indonesia. Ini kan peluang juga untuk Jawa Barat,” ungkapnya.

Sebagaimana diketahui, dalam acara Konsolidasi Pariwisata bersama Sekretaris Daerah Jawa Barat Herman Suryatman, pelaku industri pariwisata Jabar mendorong kembali agar pembangunan convention hall bisa dilaksanakan.

BACA JUGA: Farid Patria:Biro Pameran dan Destinasi Penopang Penting Dalam MICE

Hal ini penting, karena belakangan banyak event besar yang ingin digelar di Jawa Barat gagal dilaksanakan karena keterbatasan kapasitas gedung.

Menjawab keinginan tersebut, Sekda Jabar Herman meminta agar Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI)—yang menaungi para asosisasi pariwisata segera mengirimkan proposal (pembangunan convention hall).

Provinsi Jawa Barat sendiri sudah sangat visioner dalam memandang pentingnya convention hall. Bahkan jauh sebelum Indonesia Convention Exhibition ( ICE) di BSD City berdiri (2015), Pemprov Jabar sudah menggagas rencana pembangunan gedung MICE.

BACA JUGA: Marketing Promosi Pariwisata Jawa Barat Masih Lemah, Ini yang Perlu Dilakukan

Sistem BOT

Pada tahun 2012, Pemprov Jawa Barat bekerja sama dengan PT Tritunggal Lestari Makmur (TLM) sudah merencanakan membangun convention hall, hotel, gedung promosi dan parkir yang refresentatatif.

Dengan anggaran sebesar Rp945 miliar ketika itu, Pemprov Jabar dalam proyek ini telah menyediakan lahan.

Kemudian, kerjasama diputuskan dengan sistem build, operate, and transfer (BOT) selama 30 tahun. baru, setelah tiga tahun aset bangunan milik Pemprov Jabar.

BACA JUGA: GIPI Jawa Barat Setuju Pengelola BIJB Diserahkan ke Swasta, Ini Alasannya

Selain itu selama BOT, PT TLM akan membayar royalti kepada Pemprov Jawa Barat.

Lima tahun pertama, total royalti yang diberikan sekitar Rp8 miliar, lima tahun kedua adalah Rp9,2 miliar, lima tahun ketiga Rp10,5 miliar.

Selanjutnya, lima tahun keempat Rp12 miliar dan lima tahun ke lima Rp16 miliar.

Namun, entah apa yang terjadi, mega proyek ini sampai saat ini tidak terwujud. Lahan seluas 18.000 hektar yang sudah disiapkan, akhirnya berubah menjadi Pullman Bandung Grand Central. ***

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya