‘Quantum Temple-Water Civilization’ Berdampak pada Peningkatan Kualitas Wisata

KLIKNUSAE.com – Program ‘Quantum Temple-Water Civilization’ yang diluncurkan pada April 2024 di Pura Tirta Empul telah memberikan dampak positif.

Melalalui probram tersebut terbukti telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam peningkatan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.

“Terjadi peningkatan kunjungan juga peningkatan pendapatan. Dan ini didorong oleh penggunaan inovasi dan teknologi yang fokus kepada pelestarian budaya,” kata Menparekraf Sandiaga Uno saat hadir di “Water Civilization Impact to Cultural Heritage Preservation” The St. Regis Bali Resort, Jakarta, Rabu 22 Mei 2024.

Menurutnya program ini, menjadi upaya untuk memastikan Pura (Tirta Empul) terjaga kelestariannya untuk generasi mendatang.

BACA JUGA: Jabar Perkuat Jaringan Pembiayaan Perubahan Iklim, Ikut Hadir di Forum Internasional Bali

Sandiaga pun mengapresiasi program “Quantum Temple-Water Civilization” yang diluncurkan pada April 2024 di Pura Tirta Empul

Program “Water Civilization” merupakan perpaduan instalasi, pameran digital, dan pembinaan pramuwisata Desa Manukaya Let (desa lokasi Pura Tirta Empul).

Kegiatan ini telah didukung infrastruktur tiket berbasis blockchain. Program ini menjadi sebuah pendekatan inovatif untuk mengatasi masalah minimnya pendapatan pariwisata yang beredar di ekonomi lokal.

Melalui program ini, wisatawan menjadi lebih paham tentang Pura Tirta Empul yang merupakan salah satu situs warisan dunia UNESCO.

BACA JUGA: AHLI Yogyakarta Dukung Program Kemenparekraf Bangun Destinasi Pariwisata

Wisatawan juga diperkenalkan prosesi Melukat yang unik. Di mana semua itu melibatkan komunitas lokal.

“Jadi ini yang menurut saya menunjukkan bahwa pariwisata jika dikelola dengan prinsip regeneratif bukan hanya menciptakan pekerjaan lebih banyak. Tapi juga lebih berkualitas dan ini sangat dibutuhkan oleh Masyarakat. Dan ini sudah menjadi salah site visit yang kita tawarkan pada World Water Forum,” paparnya.

Menparekraf Sandiaga mengatakan, sejak diluncurkan sekitar 1,5 bulan lalu, wisatawan yang berpartisipasi telah mencapai lebih dari 500.

Disamping itu, juga mampu membuka penciptaan peluang usaha dan lapangan kerja bagi komunitas lokal.

BACA JUGA: Bali Kalahkan Santorini Yunani sebagai Destinasi Bulan Madu Terbaik Dunia

Tercipta Kemitraan

“Tadi sudah kita bicarakan agar ini bisa menjadi benchmark ke situs-situs lain. Bukan hanya di Bali tapi seluruh Indonesia,” katanya.

“Sehingga hal ini bisa tercipta kemitraan dan peningkatan dari dampak pariwisata yang lebih berkelanjutan,” sambung Sandiaga.

Sementara itu, Pendiri dan CEO Quantum Temple, Linda Adami, memberikan paparan dampak nyata program ini.

Saat pramuwisata asli Manukaya Let telah menerima pelatihan dan pengembangan keterampilan ala perhotelan sehingga mampu menjaring pendapatan yang lebih baik.

BACA JUGA: Serbuan Ribuan Lalat Ganggu Wisatawan Kintamani Bali, Menteri Tegaskan Ini

“Pelatihan yang diberikan memungkinkan para pramuwisata Manukaya Let untuk terus menjaga pengetahuan yang didapatkan dari generasi ke generasi,” jelasnya.

Selain itu,  pihaknya terus membagikan pengetahuan yang komprehensif tentang sejarah Tirta Empul dan prosesi melukat yang baik bagi wisatawan dalam negeri dan internasional.

Saat ini, pramuwisata binaan Quantum Temple sudah menjangkau turis mancanegara dari Asia, Australia, Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Eropa.

Linda mengatakan, pihaknya juga akan memperluas program ke situs budaya lainnya di Indonesia.

BACA JUGA: Kalahkan Yogyakarta dan Bali, Jabar Raih Penghargaan Anugerah Bangga Berwisata di Indonesia 2023

Perluasan akan dimulai di situs-situs lain di Kabupaten Gianyar, Labuan Bajo, dan Borobudur.

Sedangkan Manajer Operasional Quantum Temple, Dewa Noproyasa, mengatakan pramuwisata asli dari Desa Adat Manukaya Let memperoleh pendapatan stabil. Dimana, setidaknya tiga kali lebih tinggi dari upah minimum.

“Juga terhadap operasional pura. Program tersebut mampu membuka manajemen antrean yang lebih baik dan perilaku pengunjung juga lebih tertib selama ritual Melukat,” kata Dewa.

Turut hadir mendampingi Menparekraf Sandiaga, Staf Ahli Bidang Manajemen Krisis Kemenparekraf, Fadjar Hutomo. ***

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya