Museum Kebudayaan Tionghoa, Fakta Tak Terpisahkan dari Bagian Indonesia
KLIKNUSAE.com – Keberadaan Museum Kebudayaan Tionghoa menjadi fakta seungguhnya. Bahwa warga Tionghoa sudah dan terus menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari bangsa Indonesia.
Banyak diorama yang bisa disaksikan disini, bagaimana perjalanan warga Tionghoa yang telah memberikan kontribusi signifikan bagi kejayaan bangsa.
Tak terkecuali CEO Kagum Group Henry Husada juga memberikan apresiasi yang tinggi terhadap kehadiran Museum Kebudayaan Tionghoa ini.
Menurut Henry, museum ini bisa menjadi pengingat kepada generasi muda Indonesia, saat ini dan di masa yang akan datang.
BACA JUGA: Henry Husada Janjikan Produk UMKM Bisa Masuk Kagum Group
“Termasuk untuk mengedukasi masyarakat. Bahwa, orang-orang Tionghoa itu berperan dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Dari jaman dahulu, jaman Belanda, jaman kemerdekaan, maupun jaman sekarang,” kata Henry saat ditemui usai menghadiri acara peresmian Museum Kebudayaan Tionghoa, baru-baru ini.
Turut hadir dalam acara peresmian tersebut, Grace Natalie, seorang tokoh Tionghoa muda Indonesia– yang sekaligus pendiri Partai Solidaritas Indonesia.
Yayasan Dana Sosial Priangan
Sosok, yang juga cermelang di dunia pertelevisian Indonesia ini terlihat banyak berdiskusi dengan Henry Husada terkait keberadaan museum Tionghoa.
Museum Kebudayaan Indonesia sendiri didirikan oleh Yayasan Dana Sosial Priangan. Sebuah yayasan sosial yang didirikan tahun 1976 oleh seorang tokoh Tionghoa bernama Surya Widjaja (Lie Siong Sen).
Di museum ini pengunjung dapat melihat dan mengapresiasi beragam profil tokoh-tokoh Tionghoa di Indonesia.
BACA JUGA: PSMTI Terus Berkomitmen Pentingnya Merawat Nilai-nilai Kebangsaan
Seperti Muh. Amien (Chen Zen Wen), Dr. Tan Tjin Hong, Djiaw Kie Siong, Junus Jahja (Lauw Chuan Tho). Ada juga, Siauw Giok Tjhan, Lie Eng Hok, Soe Hok Gie, dan banyak lagi.
Saat masuk ke museum, pengunjung akan disuguhi langsung dengan informasi-informasi mengenai etnis Tionghoa yang berperan di Indonesia.
Selain itu pengunjung juga dapat mengetahui mengenai kebudayaan maupun kebiasaan etnis Tionghoa.
Tentunya semua informasi tersebut dikemas dengan apik, dalam bentuk tulisan dan foto yang berjejer ketika pengunjung masuk ke dalam museum.
Di beberapa sudut juga disajikan televisi untuk memuat informasi dalam bentuk video. ***