Pentingnya, Pengembangan Hard dan Soft Skill dalam Pendidikan Hospitality

KLIKNUSAE.com – Ketua Program Studi Magister Pariwisata-Universitas Pendidikan Indonesia Dr. A.H. Galih Kusumah mengemukakan pentingnya pengembangan hard dan soft skill dalam pendidikan hospitality.

“Kombinasi dua hal ini (hard dan soft skill) harus dimiliki dan ditingkatkan terus menerus untuk menciptakan produktivitas terbaik,” kata Galih saat menjadi pembicara dalam  webinar internasional bertajuk “Hospitality Human Capital”.

Mengacu pada World Economic Forum (WEF), terdapat 10 besar skill yang diperlukan pada tahun 2025

Ke-10 skill tersebut yakni Analytical thinking and innovation, Active learning and learning strategies, Complex problem-solving, Critical thinking and analysis.

Kemudian, Creativity, originality and initiative,Leadership and social influence, Technology use, monitoring and control.

Lalu, Technology design and programming, Resilience, stress tolerance and flexibility, dan Reasoning, problem-solving and ideation.

Webinar yang berlangsung secara hibrid dari Studi TV ARS University diselenggarakan oleh Association of Hospitality Leaders Indonesia (AHLI) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Jawa Barat, 23 Oktober 2022 lalu.

BACA JUGA: Ketua DPP AHLI Ketut Swabawa Minta Singapore Airlines Lebih Siap Masuk Bali

Foto: Ist

Selain Galih juga tampil beberapa narasumber dari kalangan akademisi, praktisi dan pemerintah dengan bahasan pendidikan hospitality.

Di antaranya Dr. Wiseto Agung (Wakil Rektor ARS University), Chef Ananta (Chef- Shangri-La Barr Al Jissah Oman).

Termasuk, perwakilan dari Indonesia Diaspora Network Global (IDNG)-Vice President Network Develoment Indrata Kusuma Prijadi dan Vice President Human Capital Haposan Situmorang.

Sementara itu dari pihak pemerintah hadir Arief Syaifudin, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung.

Webinar yang dipandu oleh Rohyan Sosiadi (DPP AHLI Bidang Pendidikan Tinggi/Dosen Senior Poltekpar NHI & Direktur Edupart) membahas pentingnya sumber daya manusia di bidang pendidikan hospitality.

Ada 4,6 Juta WNA Bermukin di Negara Lain

Dalam pembukaannya Wiseto Agung menyampaikan bahwa terdapat 4,6 juta WNI (Warga Negara Indonesia) yang bermukim di negara lain yang tersebar di dunia.

BACA JUGA: KEK Mandalika Lombok Bakal Diguyur Investasi Rp 40 Triliun

Hal ini sangat penting bagi SDM Indonesia yang hendak bekerja di luar negeri untuk terus meningkatkan kualitas diri melalui pendidikan formal maupun informal.

Sementara itu, Ketua DPD AHLI Jabar Dr.Emron Edison menyambut baik kolaborasi AHLI, IDNG dan Edupart yang difasilitasi oleh ARS University ini.

Menurut Emron—yang juga Kaprodi S1 Manajemen Stiepar Yapari, kegiatan webinar ini sebagai salah satu kegiatan AHLI sebagai asosiasi yang menaungi 4 pilar pariwisata

Yakni, perhotelan, perjalanan wisata, food & beverage dan pendidikan tinggi pariwisata yang  berfokus pada akselarasi pengembangan pariwisata Indonesia.

Presiden Indonesia Diaspora Network Global

Foto: Ist

Selain itu, turut hadir dalam pembukaan webinar, Presiden Indonesia Diaspora Network Global (IDNG)-Ibu Kartini Sarsilaningsih (Nining).

BACA JUGA: Moritz Hotel RSAB Kembangkan Inovasi Brand Hotel ‘Point Of View’

Ia juga menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya webinar tersebut. Kegiatan ini, sebagai bagian dari kolaborasi yang akan memberikan peluang kepada masyarakat Indonesia.

Utamanya, untuk yang berkeinginan menjadi bagian diaspora dan tetap memberikan kontribusi bagi negara Indonesia.

Keuntungan lain dari IDNG adalah dapat menunjukkan international exposure sesuai dengan kompetensi yang dimiliki, pungkas Nining.

Di tempat yang sama Chef Ananta, narasumber praktisi kuliner telah memberikan gambaran menarik bagaimana hard skill dan soft skill melengkapi satu sama lain.

Perkembangan industri yang terbilang cepat dibandingkan dengan dunia Pendidikan terkadang menuntut adaptasi yang cepat juga bagi para pelaku industri.

BACA JUGA: Sektor Pariwisata Jabar Diprediksi Tumbuh Cepat

“Sebagai contoh, perkembangan di industri perhotelan yang sifatnya daily basis,”jelas Chef Ananta.

Namun demikian Chef Ananta terus mengembangkan diri dengan terus menggapai Pendidikan formal yang relevan.

Sehingga hal ini akan berdampak pada jenjang karir ke depan yakni tidak hanya bergelut pada sisi praktis namun juga aspek manajerial.

Indrata juga berbagi pengalaman melanjutkan studi dari lulus D3 di STP Bandung.

Kemudian setelah lama bekerja, melanjutkan S1 dan S2 dengan dosen pembimbing Rohyan melalui Edupartnya.

GM Grand Cordela Hotel Bandung ini juga sedang menempuh kuliah di UPI di bawah bimbingan Dr. Galih.

Dimana sebagai praktisi atau street smart mencoba akselarasi menjadi book smart. ***

 

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya