Kementerian Pariwisata Siapkan Bali Sebagai ‘Center of Excellence’ Daerah Lain

KLIKNUSAE.com  – Kementerian pariwisata memproyeksikan Bali sebagai pusat pengembangan pendidikan atau center of excellence pariwisata bagi daerah lain.

Termasuk dalam pengembangan desa wisata berkualitas dan berkelanjutan yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat.

Rencana ini tidak terlepas dari keunggulan serta daya tarik pariwisata dan ekonomi kreatif yang dimiliki oleh Provinsi Bali.

“Bali sudah dikenal dengan Desa Penglipuran yang kualitasnya kelas dunia. Kita harapkan dengan pengembangan ini akan menyusul desa-desa wisata lain dari Bali,” kata Menparekraf Sandiaga Uno, Jumat 23 September 2022.

BACA JUGA: Rangkaian KTT G 20 Dongkrak Kunjungan Wisatawan ke Bali Hingga 45 Persen

Sandiaga menyampaikan hal tersebut saat berbicara pada seminar dan working group. Seminar bertema “Building World-Class Green and Sustainable Tourism Village for Bali’s Recovery and Transformation through Social Innovation” ini berlangsung di Nusa Dua, Kabupaten Badung.

Menurut dia, Bali tidak hanya sebagai episentrum desa wisata, tapi juga harus jadi center of excellence dalam pengelolaan desa wisata.

Bali harus dapat berkembang lebih jauh. Tidak hanya sebagai destinasi, namun juga sebagai center of excellence dalam kaitannya dengan pengembangan pariwisata.

Konsep Kosmologi Tri Hita Karana

Pulau Dewata, selama ini telah dikenal dalam penerapan konsep kosmologi Tri Hita Karana yang merupakan falsafah hidup Tangguh.

Dengan konsep yang dapat melestarikan keanekaragaman budaya dan lingkungan di tengah hantaman globalisasi dan homogenisasi.

alam konsep tersebut, ditekankan hubungan antara sesama manusia, alam, dan hubungan dengan Tuhan yang saling terkait satu sama lain.

BACA JUGA: 8 Hotel di Bali Lolos Asesmen untuk Tamu G20, Ini Daftarnya

“Konsep gotong royong dan kelestarian lingkungan atau sustainable ini harus terus kita jaga dan bangun, terutama di Bali dengan Tri Hita Karana di mana konsep ini erat kaitannya untuk membangun sosial ekonomi,” katanya.

Menparekraf Sandiaga Uno menjelaskan, belajar dari pandemi COVID-19, ketidakpastian pada sektor pariwisata mendorong sektor pariwisata dan ekonomi kreatif untuk menggeser paradigma pengembangan ke arah keberlanjutan dari segala aspek.

Fokus empat pilar dikembangkan Kemenparekraf dalam mewujudkan keberlanjutan yaitu pengelolaan berkelanjutan (bisnis pariwisata), ekonomi berkelanjutan (sosio-ekonomi) jangka panjang, keberlanjutan budaya (sustainable culture) yang harus selalu dikembangkan dan dijaga, serta aspek lingkungan (environment sustainability).

Desa Wisata Meningkat 300 Persen

Menurutnya, desa wisata, memiliki kekuatan besar dalam mewujudkan empat pilar pengelolaan berkelanjutan tersebut. Desa wisata terbukti menjadi salah satu pilar penopang ekonomi masyarakat.

BACA JUGA: Bali Kalahkan Amerika, Dinobatkan Sebagai Tempat Paling Bikin Bahagia

Di tengah pandemi, tingkat kunjungan ke desa wisata justru meningkat 300 persen. Hal itu tidak lepas dari daya tarik pariwisata berkualitas dan berkelanjutan dari desa wisata.

“Kita mengalami turbulence time yang cukup tinggi. Saat ini kita dihadapkan dengan inflasi dan tahun depan ancaman resesi. Teman-teman desa wisata harus fokus pada pengembangan masyarakat karena dengan itu kita bisa melewati itu semua,” ungkap Menparekraf Sandiaga.

Ia menambahkan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terus mendorong pengembangan desa wisata. Di mana masyarakat didorong untuk menjadi pelaku utama kegiatan kepariwisataan.

Dengan program-program yang melibatkan generasi muda, merangkul skema dukungan Kementerian/Lembaga atau bahkan organisasi di luar pemerintah.

Kemenparekraf juga melakukan hingga program pendampingan bersama local champion desa yang turut menggerakkan dan membangun sumber daya alam, budaya, dan seluruh anggota masyarakat desa wisata. ***

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya