KLIKNUSAE.com – Viral, video yang memperlihatan Rusia memperlakukan tawanan perang Ukraina seperti rombongan tour travel.

Prajurit Ukraina ini diberikan fasilitas bus pariwisata ber-AC. Mereka juga mendapatkan jatah makanan dan minuman, layaknya grup wisata.

Satu-persatu, para tentara Ukraina ini dengantertib menerima jatah makanan dalam bentuk box. Ditambah dengan air minum meneral dalam kemasan.

Belakangan , kabar tawanan perang tentara Ukraina yang berada di pihak Rusia ramai diperbincangkan publik.

BACA JUGA: Industri Perhotelan Internasional Hentikan Pengembangan Hotel di Rusia

Bahkan, sejumlah video yang memperlihatkan kondisi tentara Ukraina yang ditawan sempat beredar luas di media sosial.

Salah satu akun Instagram yang cukup aktif mengabarkan kondisi perang Rusia dan Ukraina adalah akun @infokomando.official.

Dalam unggahannya, akun tersebut juga membagikan video yang memperlihatkan kondisi tentara Ukraina yang menjadi tawanan perang Rusia.

Melalui postingan tersebut tertulis narasi Rusia memperlakukan tawanan perang dengan baik termasuk 13 prajurit Ukraina yang dari Pulau Ular.

BACA JUGA: 7.000 Turis Rusia dan Ukraina Sama-sama Terdampar di Thailand

Tentara Ukraina yang ditawan mendapat makan dan minum dari militer Rusia (Foto: Istimewa)

Video yang beredar memperlihatkan, sejumlah tentara Ukraina yang ditawan Rusia mendapat perlakuan yang cukup baik. Mereka diberikan makan dan minum dengan cukup layak.

Masih mengenakan seragam militer, sejumlah tentara Ukraina ini pun tampak pasrah berbaris menunggu giliran untuk mendapatkan makan dan minum.

Dalam video itu terlihat latar belakang laut dengan kapal yang cukup besar dijaga sejumlah pasukan Rusia.

BACA JUGA: Doa Sebelum Berangkat Liburan, Mintalah Ini

“Perlakuan seperti ini sudah seharusnya dilakukan oleh dua pihak bertikai karena sudah diatur dalam hukum perang,” sebut keterangan dalam akun tersebut.

Tentara Ukraina yang ditawan mendapat makan dan minum dari militer Rusia (Foto: Istimewa)

Sementara itu, Pemerintah Rusia dan Ukraina akhirnya bertemu dalam perundingan di perbatasan Belarusia.

Pertemuan dua perwakilan negara tersebut dihadiri sejumlah tokoh penting, namun sayangnya, masing-masing presiden yang berkonflik tak terlihat datang.  ****