Ada Dana 13 Triliun Untuk Perkuat Sektor Pariwisata Lewat Digital
KLIKNUSAE.com – Ada dana 13 triliun yang dialokasikan melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2022.
Dana tersebut diperuntukan bagi penguatan sektor pariwisata melalui percepatan pembangunan infrastruktur digital, termasuk di sejumlah destinasi prioritas.
“Ini merupakan kebijakan antisipatif terhadap perubahan konsep pariwisata di masa mendatang,” ujar Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, seperti dikutip Kliknusae.com dari laman resmi Kementerian Koordinator Ekonomi, pada Rabu,16 Februari 2022.
BACA JUGA: Stimulus Pemulihan Ekonomi Pariwisata Terus Dilanjutkan Pemerintah
Berdasarkan data UN World Tourism Organization (UNWTO), pandemi berdampak pada penurunan pendapatan global sekitar US$ 2 triliun dari sektor pariwisata.
Sementara, penurunan traffic wisatawan mancanegara juga sangat signifikan, yakni sebesar 80%.
Lebih 100 Juta Orang Terdampak
“Dampaknya, lebih dari 100 juta orang yang bekerja secara langsung atau tidak langsung di industri ini menjadi sangat terdampak,” kata Airlannga.
Melihat kondisi tersebut, pemerintah berkomitmen untuk memperkuat ketahanan sektor pariwisata sebagai salah satu pilar pemulihan pasca pandemi.
BACA JUGA: Sandiaga Uno Minta Kartu Prakerja Diprioritaskan untuk Sektor Pariwisata
Dengan dukungan mitra internasional dan sesama anggota G20, Indonesia ingin mewujudkan Panduan. Terkait, Penguatan Peran Masyarakat dan UMKM sebagai Agen Perubahan Pariwisata (Guidelines for Strengthening Communities and MSME as Tourism Transformation Agents).
Selain itu, Indonesia juga ingin menjadi pelopor untuk inovasi bersama di G20 guna memulihkan pariwisata melalui metode seamless travelling.
Selaku ketua ASEAN tahun depan, Indonesia juga mendukung langkah negara-negara di kawasan yang telah mengidentifikasi berbagai program untuk memulihkan pariwisata.
BACA JUGA: Para Pengrajin Wastra dan Tenun, Hayu Bangkit dan Lebih Optimis
Diantaranya, melalui penguatan digital, mulai dari capacity building for tourism professionals hingga strategi pemasaran via digital platform yang tercantum dalam ASEAN Comprehensive Recovery Framework (ACRF) Implementation Plan.
Selain itu, di tataran global perlu adanya penyamaan persepsi dalam memastikan keselamatan wisatawan dan meningkatkan devisa pariwisata.
BACA JUGA: Kasus Omicron Tak Merubah Pembukaan Penerbangan Internasional ke Bali
Karena itu, G20 menjadi forum yang sangat relevan dan penting bagi dunia untuk bekerja sama. Setidkanya, memastikan adanya progres inovasi dan keselarasan mekanisme yang mendukung mobilitas wisatawan secara aman, berstandar, dan sehat.
“Pengakuan vaksin global tanpa diskriminatif dan harmonisasi standar protokol kesehatan global melalui, antara lain, interoperabilitas sistem informasi kesehatan at the point of entry merupakan salah satu upaya yang dapat dan patut didukung oleh seluruh anggota G20,” kata Menko Airlangga.
***