Presiden Jokowi Sebut Pentingnya Penataan BUMN Pariwisata Agar Kuat
KLIKNUSAE.com – Presiden Jokowi sebut pentingnya melakukan penataan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pariwisata. Terlebih dengan begitu banyaknya jumlah anak perusahahan yang bergerak di sektor pariwisata.
“Saya melihat penataan BUMN pariwisata ini adalah keharusan. Karena selama ini saya melihat BUMN dengan anak yang banyak, dengan cucu-cucu yang banyak, bergerak di sektor pariwisata. Belum lagi, pendukungnya yang jumlahnya juga sangat banyak, bergerak dari hulu sampai hilir,” kata Presiden Jokowi saat Peluncuran InJourney Holding Pariwisata dan Pendukung di Pantai Kuta Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat Kamis, 13 Januari 2022.
Menurut Presiden Jokowi, BUMN di sektor pariwisata tersebar mulai dari bisnis penerbangan, pelayanan bandara, hotel, atraksi, manajemen kawasan destinasi wisata, sampai ke retail.
BACA JUGA: Menteri BUMN Erick Tohir Hadirkan 4 Platform Pendukung Kreator Lokal
“Tapi yang kita lihat BUMN-BUMN beserta anak dan cucunya ini berjalan sendiri-sendiri. Tidak terkonsolidasi, sehingga menjadi lemah, lemah, lemah, lemah,” ungkap Presiden.
Padahal menurut Presiden Jokowi, bila dikonsolidasikan dalam satu “holding” dapat menjadi suatu kekuatan besar.
“Karena kecil, kecil, kecil tadi berjalan sendiri-sendiri, tidak terintegrasi. Tidak terhubung satu sama yang lain, akibat jalan sendiri-sendiri,” katanya.
“Belum lagi soal manajemen, pengelolaan manajemen yang kalah jauh, kalah jauh sekali dengan perusahaan-perusahaan swasta,” tambah Presiden.
Menurutnya, BUMN di sektor pariwisata punya banyak aset bagus dengan lokasi-lokasi strategis. Bahkan, berkelas premium tapi tidak dikelola dengan manajemen yang baik.
BACA JUGA: Menteri BUMN, Erick Thohir: Jangan Berhenti Pasang Iklan Promosi
Tahun 2024 Muncul Aset Rp 260 Triliun
“Oleh sebab itu, tadi disampaikan oleh Pak Menteri Erick, pada 2024 akan muncul aset, berapa? Rp260-an triliun. Hati-hati saya catat,” serunya.
“Sekali lagi, padahal asetnya bagus-bagus dengan lokasi-lokasi yang premium, yang strategis tapi karena tidak terkonsolidasi, tidak efisien, tidak kompetitif, bukan menjadi sebuah kekuatan yang besar, tidak menjadi kekuatan yang besar,” ungkap Presiden.
Presiden Jokowi menyebut sejak awal ia sudah bolak-balik menyampaikan agar BUMN-BUMN sektor pariwisata melakukan restrukturisasi namun baru dilaksanakan saat ini.
“Alhamdulillah hari ini, dengan membentuk holding BUMN Pariwisata dan pendukung, pengelolaan pariwisata kita akan Insya allah akan bisa dilakukan secara efisien,” tegasnya.
BACA JUGA: Sandiaga-Erick Sepakat Percepat Persiapan Holding BUMN Pariwisata
Dengan demikian diharapkan lebih terintegrasi dari hulu sampai hilir. Mulai penataan rute penerbangan, konten promosi, event, atraksi, kuliner, akomodasi sampai ke penjualan retail-retail suvenir dari para perajin-perajin.
“Tentu juga, dilakukan dengan seleksi dengan baik,” jelas Presiden.
Presiden Jokowi, mengutip Direktur Utama Holding BUMN Pariwisata “InJourney” Dony Oskaria memiliki 120 hotel, kawasan pariwisata hingga tempat berjualan cinderamata.
“Perusahaan yang akan di-holding-kan ini, mulai dari penerbangan, turun, kemudian pengelolaan airport-nya, memiliki 120 hotel, artinya jaringannya sudah ada,” paparnya.
BACA JUGA: Kawasan Puncak Waringin Disinggahi Presiden Jokowi, Hotel Diperbaiki
Kemudian kawasan pariwisata dari Nusa Dua, Mandalika, Likupang, Borobudur, ada Taman Mini.
Ada lagi, pernak-pernik ‘handycraft-nya’ ada Sarinah.
“Ini kalau ‘di-holding-kan’ akan menjadi sebuah kekuatan yang besar. Dan saya yakin, Insya Allah Pak Dirut Pak Dony, dengan pengalaman yang panjang di bidang ini mampu melakukan itu,” katanya.
Hambatan Konektivitas dan Infrastruktur
Sejumlah hal yang perlu diselesaikan perusahaan induk BUMN sektor pariwisata itu, lanjut Presiden, adalah hambatan konektivitas dan infrastruktur.
“Di mana titik-titik yang memerlukan suntikan infrastruktur segera diselesaikan. Begitu juga hambatan lainnya, termasuk dalam hal tata kelola dan manajemen BUMN-BUMN pariwisata, agar ini tidak menggerus kesempatan kita untuk melompat maju,” ungkap Presiden.
BACA JUGA: Kepemimpinan Perempuan Tetap Menjadi Komitmen BUMN
Apalagi selama dua tahun dilanda pandemi, sektor pariwisata mengalami kontraksi yang sangat dalam.
“Sebelum pandemi, sektor pariwisata menjadi kontributor devisa terbesar kedua dengan pendapatan domestik (PDB) mencapai 10 miliar dolar AS,” ungkap Presiden.
Belum lagi dampak dari penyediaan lapangan kerja yang mencapai 13 juta.
“Oleh sebab itu kondisi seperti ini harus kita hadapi dan kita tidak boleh patah arang. Kita harus memanfaatkan ini sebagai titik balik untuk melakukan sebuah lompatan,” tegas Presiden.
Presiden Jokowi sebut pentingnya agar “InJourney” dapat memanfaatkan momentum tersebut untuk melakukan penataan, transformasi serta membangun sebuah ekosistem yang lebih kuat dan tangguh.
BACA JUGA: Wow Lomba Foto Pariwisata Sari Ater Berhadiah Total 40 Juta
Airport Akan Di Modifikasi Menjasi ‘Life Style’
Sedangkan Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan “InJourney” berupaya untuk menyatukan infrastruktur sektor pariwisata.
“Nanti ‘airport’ sendiri bukan sekadar airport tetapi menjadi ‘life style’ tujuan, yang dimana nanti turunanya ada yang namanya makanan, life style dan lain-lainnya,” ujar Erick.
“Sama juga ketika kita sambungkan ketujuan wisata lainnya, di situ kekuatan yang kita belum punya selama ini adalah ‘travel plan’, rencana perjalan, yang kalau kita bandingkan negara-negara lain sudah punya tetapi kalau kita belum membentuk ekosistem ini,” kata Erick. ****
Sumber: Antaranews