PPKM Darurat Usai, Berikut Desa Wisata yang Bisa Dikunjungi Wisatawan
KLIKNUSAE.com – PPKM Darurat usai, beberapa desa yang ada di Indonesia sudah bisa dikunjungi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
Hanya saja, tidak semua desa wisata siap untuk menampung kedatangan pengunjung. Ada empat kategori desa yang masuk kriteria menjadi pilihan berlibur para traveler.
Ketua Umum Asosiasi Desa Wisata Indonesia (Asidewi) Andi Yuwono mengatakan, desa-desa wisata di Indonesia telah ditentukan kategorinya.
“Sebanyak 1.838 desa wisata di Indonesia levelnya mulai dari rintisan, berkembang, maju, dan mandiri,” kata dia, Minggu 1 Agustus 2021.
BACA JUGA: Tujuh Aspek Prioritas Pengembangan Desa Wisata Kemenparekraf, Apa Saja?
Andi melanjutkan bahwa dari empat kategori tersebut, desa wisata yang siap dikunjungi hanya yang berada pada kategori berkembang, maju, dan mandiri saja.
Sementara untuk desa wisata yang masuk dalam kategori rintisan, mereka belum siap menerima wisatawan karena hanya sebatas punya potensi dan tempat wisata, tetapi belum punya produk wisata.
Lantas, desa wisata mana saja yang sudah siap menerima kunjungan wisatawan?
Baik itu wisatawan nusantara (wisnus) saat PPKM Darurat usai, atau wisatawan mancanegara (wisman), jika perbatasan untuk kunjungan leisure telah dicabut?
BACA JUGA: Pengamat: Desa Wisata Bisa Jadi Andalan Pariwisata Tanah Air
“Saya ambil yang sudah mandiri saja. Ada Jawa Barat dengan Desa Wisata Cibuntu di Kabupaten Kuningan, Kalau Jawa Tengah ada Desa Wisata Candirejo di Kabupaten Magelang,” ujar Andi.
“Lalu di Yogyakarta ada Desa Wisata Pentingsari di Kabupaten Sleman, dan Jawa Timur ada Desa Wisata Tamansari di Kabupaten Banyuwangi,” imbuh dia.
Seperti apa desa wisata yang layak dikunjungi?
Andi mengatakan, desa wisata layak untuk dikunjungi wisatawan jika memiliki sejumlah faktor yang terdiri dari akses, amenitas, atraksi, dan lembaga pengelolaan.
Untuk akses, desa wisata perlu memikirkan bagaimana cara menuju ke sana. Sementara untuk amenitas merujuk pada daya dukung dalam desa wisata, misalnya apakah fasilitas publik sudah ada dan layak.
BACA JUGA: Anak Muda Harus Dilibatkan Dalam Pengembangan Desa Wisata
“Lalu layanan publik seperti internet dan sebagainya. Untuk atraksi, wisatawan bisa ngapain saja dan melakukan apa saja. Atraksi ada to see, to do, dan to buy. Mereka pulang bawa sesuatu,” jelas Andi.
Selanjutnya adalah lembaga pengelolaan desa wisata yang terdiri dari warga desa yang telah mengikuti pelatihan sumber daya manusia (SDM) yang mencakup manajemen kelembagaan dan hospitality.
Terkait pelatihan SDM, Andi mengatakan bahwa hal tersebut merupakan faktor penting dalam pengembangan desa wisata.
“Kalau tempat wisatanya bagus banyak. Cuma yang dikelola orang lokal jarang. Desa wisata munculkan partisipasi warga lokal untuk bisa mengelola dan me-manage potensi desa,” pungkasnya.
BACA JUGA: PLN Kucurkan Dana Rp 24,4 Miliar untuk Pengembangan Desa Wisata
Desa wisata yang bisa dikunjungi
Sebelumnya, Andi mengatakan bahwa Indonesia memiliki 1.838 desa wisata yang tersebar di seluruh Nusantara.
Adapun, jumlah tersebut berdasarkan data terbaru dari database Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021—ajang perlombaan untuk desa wisata yang diprakarsai Asidewi dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Andi menuturkan, desa wisata yang dapat dikunjungi adalah desa yang masuk dalam kategori mulai dari berkembang.
Jika ingin melihat beberapa desa wisata yang masuk dalam empat kategori tersebut, Andi menuturkan bahwa masyarakat dapat berkunjung ke situs Jadesta dari Kemenparekraf.
Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut Kompas.com rangkum beberapa desa wisata yang dapat dikunjungi:
Desa wisata berkembang
- Lubok Sukon, Kabupaten Aceh Besar
- Batee Iliek, Kabupaten Bireuen
- Dolok Martumbur, Kabupaten Tapanuli Utara
- Sigapiton, Kabupaten Toba Samosir
- Haranggaol, Kabupaten Simalungun
- Tambak Lau Mulga, Kabupaten Karo
- Marbun Toruan, Kabupaten Humbang Hasundutan
- Babatan Ulu, Kabupaten Bengkulu Selatan
- Ekang, Kabupaten Bintan
- Cemaga Tengah, Kabupaten Natuna
Desa wisata maju
- Aie Batumbuek, Kabupaten Solok
- Canduang Koto Laweh, Kabupaten Agam
- Rimba Alam Bahagia, Kabupaten Belitung
- Batulayang, Kabupaten Bogor
- Sukarapih, Kabupaten Kuningan
- Astana, Kabupaten Cirebon
- Dieng Kulon, Kabupaten Banjarnegara
- Kemuning, Kabupaten Karanganyar
- Penadaran, Kabupaten Grobogan
- Bleberan, Kabupaten Gunungkidul
Desa wisata mandiri
- Kandri, Kota Semarang
- Pentingsari, Kabupaten Sleman
- Pemuteran, Kabupaten Buleleng. ***
Sumber: Kompas