KLIKNUSAE.com – Hotel dan apartemen di Singapura meningkatkan protokol kesehatan  untuk mencegah Covid-19. Usaha tersebut dilakukan untuk menggantikan wisatawan internasional dengan pelanggan lokal.

Tidak dapat dipungkiri bahwa tahun 2020 adalah tahun yang berat bagi pariwisata di seluruh dunia, termasuk Singapura.

Kedatangan pengunjung ke kota turun ke level terendah dalam empat dekade, menjadi 2,7 juta, dengan semua kedatangan itu terjadi selama dua bulan pertama tahun ini.

Hotel dan apartemen di Singapura mengalami penurunan okupansi.

Menurut Singapore Tourism Board (STB), jumlah kedatangan tahunan secara keseluruhan turun 85,7 persen dari keseluruhan tahun 2019.

Seperti dilansir The Straits Times, STB mengatakan ini sebagian besar disebabkan oleh pembatasan perjalanan global dan penutupan perbatasan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

“STB tetap yakin pada posisi Singapura sebagai salah satu tujuan liburan dan bisnis teraman dan paling menarik di dunia, dan prospek jangka panjang sektor pariwisata Singapura.” kata Chief executive STB Keith Tan dalam siaran pers, dikutip kliknusae.com, Senin, 09 Agustus 2021.

BACA JUGA: Gubernur Ridwan Kamil Optimis Jabar Segera Menuju New Normal

Dengan upaya vaksinasi yang berjalan dengan baik, dan lebih dari 60 persen populasi yang diinokulasi pada Agustus, gerakan untuk mendorong lebih banyak orang untuk mendapatkan vaksin Covid-19 telah berkembang ke sektor ritel.

Termasuk, makanan dan minuman, dengan berbagai penawaran yang terus berkembang. Diskon diberikan kepada mereka yang mendapatkan bidikan yang berpotensi menyelamatkan jiwa.

Untuk meredakan kekhawatiran tentang efek samping Covid-19, perusahaan asuransi Great Eastern telah menerapkan Great Covid Care Plan.

Sistem ini guna memperluas rencana perlindungan pasca-vaksinasi gratis bagi semua penduduk Singapura yang telah menyelesaikan dosis pertama vaksin Covid-19.

Tentu, setelah kebijakan tersebut disetujui digunakan oleh Otoritas Ilmu Kesehatan atau dipasok di bawah Rute Akses Khusus.

Pandemi yang terjadi saat ini memang meluluhlantakan semua lini bisnis di negeri Singa tersebut. ***